Dan lebih dari itu, sudah tak menunjukkan kaitan dengan masa lalu, karena bangunannya tergolong baru, bukan lagi bangunan tua.
"Dulu memang itu bangunan apotik Noe Ma,” jelas Bambang (64), warga sekitar.
“Tapi sejak tahun 90an bangunan itu dipugar dan diubah jadi bangunan yang digunakan sebagai pabrik bihun."
BERUBAH BENTUK
Tentang Lee Chin Koon, ayah Lee Kuan Yew? Bambang menggeleng.
Ia tak pernah mendengar atau mengetahui keberadaan warga Tionghoa bermarga Lee yang pernah tinggal di sekitar kawasan ini.
“Keluarga Tek Kiong sejak masa kolonial tinggal di rumah yang megah dan besar yang berada di belakang apotik Noe Ma. Majikan saya sepertinya yang paling lama tinggal di sini.”
Yang dia tahu, warga Etnis Cina tertua di sekitar itu adalah Tek Kiong yang dikenal dengan nama Soetikno Wijaya merupakan salah satu orang kaya terpandang di Semarang.
“Beliau itu kawan dekat mantan Presiden Soeharto, namun sudah meninggal sejak tahun 1990an. Sekarang tinggal istrinya, yang kebetulan sedang berada di luar kota.”
Seorang warga Cina Semarang, Sarjono (74) juga mengaku tak sempat mengenal leluhur Lee Kuan yew.
Mungkin karena mereka sudah meninggalkan Semarang sejak lebih dari seabad.
Adapun bangunan yang diyakini dulunya adalah tempat tinggal orang tua Lee Kuan Yew, Sarjono mengatakan, dulunya adalah bangunan tua yang khas.
“Itu dulunya bangunan kuno kembar dengan arsitektur melengkung di bagian kanan kiri. Bagus sekali. Yang kiri untuk jual tabung pemadam kuno dan sebelahnya Apotik Noe Ma. Sekarang sudah berubah wujud, “ jelas Sarjono.
Pemilik beberapa bangunan asli masa lalu yang belum berubah kepemilikan, seperti Toko alat tulis Nam Bie, Toko Phoenix yang berjejer dengan bekas apotik Noe-ma juga tak mengetahui keberadaan marga Lee yang konon pernah menempati salah satu bangunan di kawasan tersebut.