TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri Konferensi Parlemen Asia Afrika (KPAA) dalam rangka peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (23/4/2015).
Presiden Jokowi hadir di forum antar-DPR negara-negara peserta KAA itu adalah untuk membuka dan memberikan sambutan KPAA.
Presiden Jokowi tiba di lokasi acara, Gedung Kura-kura DPR sekitar pukul 09.30 WIB. Ia datang didampingi oleh Kepala Staf Kepresidenan, Luhut Pandjaitan.
Tepuk tangan meriah dari sekitar 300-an peserta KPAA di ruangan tersebut langsung menyambut kedatangan Presiden Jokowi saat itu. Tepuk tangan terhenti saat alunan lagu Indonesia Raya diperdengarkan.
Namun, sejumlah peserta hingga wartawan yang melakukan peliputan sempat terusik dan menceletuk lantaran pembawa acara menyebutkan nama Presiden Jokowi dengan, "Yang Terhormat Yang Mulia Bapak Jokowi."
Tak ada penyebutan kata Presiden dari sang pembawa acara saat itu.
Berdasarkan Surat Edaran Kemendagri Nomor 100/449/SJ pada 26 Januari 2015, diatur penyebutan nama Presiden Jokowi dalam acara resmi kenegaraan maupun kunjungan kerja di dalam negeri adalah, "Yang Terhormat Presiden Republik Indonesia, Bapak Jokowi."
Dalam pidato sambutan pembukaan KPAA itu, Presiden Jokowi menyampaikan tentang pentingnya parlemen dalam membantu perwujudan poin-poin hasil KAA dan World Economy Forum.
"Agenda-agenda di sidang KPAA sejalan dengan persoalan yang dibahas di KAA, soal kemitraan bisnis, perdamaian dan solidaritas untuk kemerdekaan Palestina. Dalam KAA dan World Economy Forum akan lebih efektif kalau didukung parlemen. Peran parlemen penting sebagai check and balances, perwujudan suara rakyat adalah suara Tuhan," ujarnya.