TRIBUNNEWS.COM - Tidak ada yang lebih berharga dari cinta antara seorang ibu dan anaknya.
Cinta seorang ibu tak tergantikan, sementara tawa anak membawa tidak akan pernah sama dengan siapapun.
Sebuah cinta seperti ini selalu dinyatakan dalam banyak cara mengejutkan tapi hangat.
Cerita kita hari ini menunjukkan bahwa jenis cinta melalui mata seorang yang meninggal di usia 7 tahun.
Dilansitr Viral4real, Chen Xiaotian meninggal setelah berjuang melawan kanker otak selama 2 tahun.
Ia didiagnosa menderita kanker pada usia dini yakni 5 tahun. Ia baru menyerah pada penyakit dan menghembuskan nafas terakhir ketika usia 7 tahun.
Tapi sebelum menghembuskan nafas terakhir, dia punya satu keinginan untuk menyelamatkan ibunya yang sakit.
Ibu Chen sedang berjuang melawan uremia juga, dan transplantasi ginjal adalah satu-satunya pilihan untuk menyelamatkannya.
Ketika kondisi Chen semakin memburuk, ia menyatakan ingin memberikan ginjalnya untuk ibunya tercinta.
Chen mengetahui kondisi dan penyakit ibunya setelah di diberitahu neneknya.
Keinginan Chen untuk memberikan\ ginjalnya untuk ibu tercinta sangat kuat.
Semula ibu Chen menolak. Sebab ia masih berharap untuk sebuah keajaiban yang membawa kesembuhan anaknya.
Tapi Chen untuk mendonorkan ginjalnya ke ibunya sangat kuat. Bahkan kepada ibunya ia mengatakan,"Ibu harus 'membiarkan saya pergi dan menerima ginjal saya agar ibu tetap hidup sehat".
Sekitar 6 jam setelah Chen meninggal, ibunya sukses menjalani transplatasi ginjal.
Ia tidak hanya mendonorkan ginjalnya kepada ibunya. Satu ginjal yang lain diberikan kepada pasien lain.
Begitunya juga dengan hatinya, ia sumbungkan ke pasien lain..