Tumbuh besar di kaki bukit Western Ghats yang permai di negara bagian Kerala, India Selatan membuat Shruthi terbiasa menyaksikan tanah longsor.
“Tanah longsor selalu ada setiap kali musim hujan. Tidak pernah terbersit di benak saya bahwa longsor itu bisa menjadi bencana,” ungkapnya kepada BBC.
Pada malam hari tanggal 30 Juli, Desa Chooralmala—tempat tinggal Shruthi—terkubur akibat longsoran lumpur. Desa itu merupakan yang paling terdampak di distrik Wayanad dengan jumlah korban tewas diperkirakan mencapai antara 250 hingga 400 orang.
Sembilan anggota keluarga Shruthi termasuk kedua orang tua, kakak perempuan, paman, bibi, beberapa sepupu, dan cucu-cucu pamannya meregang nyawa pada hari nahas itu.
“Saya saya kembali menginjakkan kaki di desa… terlihat batu besar menutupi tempat di mana rumah saya dulu berada. Hati saya hancur jadinya,” tutur Shruthi.
Perempuan berumur 24 tahun itu lolos dari maut karena dirinya sedang pergi bekerja saat bencana terjadi.
Tanah longsor menewaskan ribuan orang setiap tahunnya sekaligus mengakibatkan kerugian senilai miliaran dolar AS di seluruh dunia.
Di Indonesia, sebagian besar bencana longsor dipicu cuaca ekstrem dan hujan dengan intensitas tinggi.
Dari Januari sampai akhir Oktober 2024, terjadi sebanyak 94 tanah longsor di seluruh Indonesia, menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dari periode ini, 133 orang meninggal.
Tanah longsor terparah terjadi di Desa Tulabolo di Gorontalo pada 7 Juli 2024 yang memakan 27 korban jiwa, 15 dinyatakan hilang, dan delapan luka-luka akibat struktur tanah yang labil.
Pada 2023, lembaga yang sama juga melaporkan sebanyak 608 tanah longsor yang mengakibatkan 132 orang meninggal dunia. Dan, 2022 bencana alam ini juga menelan korban 82 orang tewas.
Apa yang memicu tanah longsor?
Para ilmuwan global memiliki pemahaman yang jelas tentang penyebab longsor dan, saat ini, mereka tengah bereksperimen dengan sistem peringatan dini dan mulai membuahkan hasil.
Namun, mereka mengatakan akan sulit memprediksi pergerakan puing-puing yang merupakan penyebab utama kematian dan kerusakan—meskipun jika sistem ini berhasil memprediksi secara akurat waktu terjadinya longsor.