TRIBUNNEWS.COM.WASHINGTON- Dana Moneter Internasional mengatakan pada hari Minggu (26/4/2015) siap untuk mengirim tim ke Nepal untuk mengevaluasi kebutuhan keuangan setelah gempa yang menewaskan lebih dari 2.500 orang dan menghancurkan Kathmandu lembah.
"Sebuah tim IMF siap untuk mengunjungi Nepal pada pemberitahuan singkat untuk membantu pemerintah menilai situasi ekonomi makro dan menentukan kebutuhan pembiayaan," kata direktur Christine Lagarde dalam sebuah pernyataan.
IMF berkoordinasi dengan Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia untuk mengevaluasi dampak dari gempa hari Sabtu dari 7,9 magnitude, yang meruntuhkan bangunan di ibukota Kathmandu dan longsoran dipicu di Gunung Everest.
Dokter kewalahan menangani ratusan pasien di jalan-jalan dari Kathmandu pada hari Minggu ketika gempa susulan mengguncang rumah sakit dan bangunan. Orang sakit dan terluka berbaring di jalan berdebu di luar Kathmandu Medical College sementara pekerja rumah sakit dilakukan lebih banyak pasien keluar dari gedung dengan tandu dan karung.
Orla Fagan, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, mengatakan tantangan paling serius yang dihadapi korban gempa itu memburuknya kondisi cuaca pada saat orang hidup di luar ruangan, takut untuk kembali ke rumah-melemah gempa mereka.
"Orang-orang akan takut berada di dalam ruangan. Mereka akan terkena elemen. Tidak ada tempat penampungan sementara diatur belum. Mereka semua akan tidur di luar malam ini dalam kondisi cuaca buruk" dan dengan limbah dan air sistem yang rusak, ada kemungkinan penyakit menyebar, Fagan mengatakan kepada CBS "Face the Nation" acara TV. (Channel News Asia)