Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tekanan dari kalangan internasional agar menghentikan penangkapan lumba-lumba cukup membebani asosiasi yang terkait lumba-lumba di Jepang. Sebelum konferensi nasional 20 Mei mendatang, ada kemungkinan nantinya diputuskan untuk menghentikan penangkapan lumba-lumba. Namun masih banyak pula penangkap lumba-lumba yang menentangnya.
"Apakah nantinya akan dihentikan penangkapan lumba-lumba di Jepang atau tetap jalan dan sebagainya, akan diputuskan pada konferensi nasional asosiasi perikanan Jepang tanggal 20 Mei mendatang. Ada kemungkinan penangkapan lumba-lumba akan dihentikan," kata sumber Tribunnews.com, Sabtu (16/5/2015) di kalangan masyarakat penangkapan lumba-lumba.
Penghentian penangkapan ini diakuinya, tak lepas dari tekanan keras pihak World Association of Zoos and Aquariums (WAZA) yang meminta Jepang agar menghentikan lumba-lumba sebagai mamalia yang hampir punah jumlahnya.
Japanese Association of Zoos and Aquariums (JAZA) sangat prihatin dengan tekanan tersebut dan kemungkinan akan menyetujui menghentikan penangkapan lumba-lumba Jepang.
"Namun semuanya tergantung dari keputusan para member masing-masing dan kita putuskan nanti 20 Mei mendatang," tambahnya.
"Kita khususnya di kalangan akuarium Jepang memang sedang dalam keadaan di persimpangan jalan," kata Kato Haruhiko, Direktur Marinpia the Sea of Japan (Niigata), kepada pers belum lama ini.
Di Marinepia, belum lama ini membeli tiga lumba-lumba dari Taiji Perfektur Wakayama. Kota Taiji ini memang pusat dan perhatian utama untuk masyarakat lumba-lumba di Jepang. Penangkapan lumba-lumba terbanyak dilakukan di Taiji.
Ise Shinya Direktur Otaru Aquarium (Otaru, Hokkaido).
"Kebijakan belum ditentukan dan belum ada keputusan apa pun dari Asosiasi, kita lihat saja nanti," ungkapnya.
Anggota JAZA, terdiri dari kebun binatang 89 fasilitas dan akuarium 63 fasilitas. Tempat pembibitan dan pengembangbiakkan lumba-lumba hanya di 30 fasilitas.
Pengaruh film The Cove juga cukup kuat terhadap masyarakat yang akhirnya menentang penangkapan lumba-lumba.
Di Perfektur Wakayama saja, jumlah kuota penangkapan lumba-lumba sejak 5 tahun lalu terus menurun, mulai 2.241 ekor menjadi 2.165 ekor tahun 2011, lalu 2.089 tahun 2012, dan 2.026 ekor tahun 2013.
Tahun 2013 misalnya, dari kuota 2.026 ekor itu yang ditangkap hanya 1.239 ekor yang ditangkap, 172 ekor dijual untuk dimakan dan 96 ekor diekspor.