TRIBUNNEWS.COM.WASHINGTON -Pasukan khusus AS telah menewaskan seorang komandan Negara Islam (ISIS) dan menangkap istrinya di Suriah timur, menurut Gedung Putih dan Departemen Pertahanan, Sabtu (16/5/2015).
Serangan Sabtu malam itu menyasar seorang warga Tunisia yang dikenal sebagai Abu Sayyaf, yang menurut Washington terlibat dalam operasi militer dan keuangan ISIS, termasuk operasi minyak untuk pasar gelap yang mendanai kegiatan organisasi tersebut.
Gedung Putih mengatakan Presiden AS Barack Obama Jumat malam memerintahkan Pentagon agar mengirim personel AS di Irak untuk melakukan operasi di al-Omar itu.
Istri pemimpin ISIS itu, yang dikenal sebagai Umm Sayyaf, berada dalam tahanan militer AS di Irak. Dalam serangan itu, seorang perempuan muda Yazidi yang disandera oleh pasangan itu juga dibebaskan.
Tidak ada personel AS yang tewas atau terluka dalam operasi itu, menurut juru bicara Dewan Keamanan Nasional Bernadette Meehan.
AS dan beberapa negara mitra telah melakukan serangan udara harian terhadap sasaran-sasaran ISIS di Suriah dan Irak selama berbulan-bulan, namun sangat terbatas dalam partisipasi pasukan darat. Koalisi itu melancarkan 21 serangan udara semalam.
Para pejabat AS mengatakan serangan yang menjaring komandan itu bukan hasil kerjasama dengan pemerintah Presiden Bashar al-Assad.
Namun, media pemerintah Suriah mengatakan pasukan pemerintah juga menargetkan militan ISIS di wilayah al-Omar di timur Deir Ezzor, membunuh "sejumlah besar" pejuang dan pemimpin senior ISIS. Laporan itu mengidentifikasi komandan militan Abu al-Teem al-Arab, warga negara Arab Saudi.
Organisasi HAM yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, menegaskan ada serangan ladang minyak tapi tidak menyebut siapa yang bertanggung jawab atas 19 orang yang dilaporkan tewas di sana.
Kelompok ISIS telah menguasai ladang minyak utama di Suriah pada bulan Juli, ketika militan menyerbu bagian utara dan timur negara itu.