TRIBUNNEWS.COM, SURIAH - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merebut Palmyra di pusat Suriah, Kamis (21/5/2015), hanya beberapa hari setelah mereka merebut ibukota Irak.
Palymira dikenal sebagai kota bersejarah di Suriah.
Di Palmyra terdapat sebuah situs warisan dunia dan bangunan era-Romawi termasuk kuil, dan teater.
Dalam sebuah pernyataan yang dimuat oleh pengikutnya di Twitter, ISIS menyatakan menguasai penuh Palmyra, termasuk pangkalan militernya, dimana menandai keberhasilan pertama mereka merebut kota dari tangan tentara loyalis Presiden Bashar al-Assad.
Menurut organisasi internasional, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan ISIS saat ini menguasai lebih dari setengah dari wilayah Suriah yang dilanda perang saudara selama empat tahun.
Kekhawatiran muncul bahwa ISIS akan menghancurkan tempat-tempat bersejarah termasuk juga monumen dan barang antik di Palmyra seperti yang mereka lakukan di Irak.
"Ini merupakan tanda dari jatuhnya peradaban," kata Kepala barang antik Suriah, Maamoun Abdulkarim, seperti dikutip dari Reuters.
"Manusia, masyarakat beradab telah kehilangan pertempuran melawan barbarisme. Saya telah kehilangan semua harapan."
Rami Abdulrahman, kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan pertempuran sengit dalam perebutan kota Palmyra terjadi di hari Rabu, dimana menewaskan sekitar 100 orang. Reuters