TRIBUNNNEWS.COM, SOUTH CAROLINA - Kembali dibuka untuk pelaksanaan ibadah Minggu (22/6/2015), Gereja Metodis Episkopal Afrika Emanuel, Charleston, South Carolina, Amerika Serikat, dipadati ratusan orang.
Menariknya, tidak hanya jemaat kulit hitam yang memenuhi gereja kulit hitam itu, tetapi juga kaum kulit putih dan beberapa warga berkepercayaan lain, seperti Muslim dan Sikh.
Saking penuhnya, kepadatan tersebut bahkan sampai merambah ke jalan sekitar luar gereja, yang dihujam panas matahari hari pertama musim panas di South Carolina.
"Biarpun kami di luar, tidak berarti kami tidak di dalam (gereja dan beribadah) bersama mereka (yang di dalam gereja)," ucap Brenda Peart sambil setengah berteriak, demi mengalahkan suara kidung dan khotbah dari pengeras suara.
Suhu yang pada saat itu mencapai 34 derajat Celsius, tidak menghentikan tangan-tangan para orang yang hadir untuk menengadah ketika berdoa dan mulut-mulut mereka untuk berteriak "Amin", "Haleluya", atau "Ampuni, Tuhan".
Setengah jam sebelum kebaktian dimulai, sejumlah lonceng gereja di Charleston didentangkan.
Seorang warga setempat, Christine Riffing, yang sengaja datang 90 menit lebih awal agar mendapat tempat duduk, berkata kepada AFP bahwa suasana di dalam sangat "penuh dengan kasih dan kehangatan".
Kebaktian pada hari itu dipimpin oleh Pendeta Norvel Goff, yang juga memberikan khotbah menggantikan Pendeta Clementa Pinckney yang tewas tertembak dalam insiden penembakan Rabu (17/6/2015) lalu. (Ruth Vania Christine/Nr.news-republic.com)