TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang pemimpin, dan anggota kelompok teroris Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS), Tariq al-Harzi tewas dalam serangan udara pasukan koalisi di Suriah pada bulan lalu.
Pria yang memiliki julukan sebagai "emir pembom bunuh diri" tersebut berperan sebagai pengatur pasokan logistik untuk ISIS, juga mengawasi upaya perekrutan jihadis.
Warga negara Tunisia tersebut diyakini menjadi salah satu pejuang asing pertama yang bergabung dengan ISIS.
Selama bergabung dengan ISIS, ia mengatur serangan bom bunuh diri oleh ekstrimis Sunni, dan serangan bom mobil di Irak. Seperti dinyatakan oleh Departemen Pertahanan AS, Kamis (2/7/2015), waktu setempat.
Menurut seorang pengamat keamanan nasional AS, Mike Rogers, kematiannya, merupakan pukulan keras bagi ISIS.
"Ini akan sangat mengganggu operasi mereka untuk setidaknya beberapa waktu," ujarnya seperti dikutip dari CNN.
Juru bicara Departemen Pertanahan AS, Kapten Jeff Davis, mengungkapkan bahwa Al-Harzi tewas di Shaddadi, Suriah, pada 16 Juni 2015.
Harzi masuk ke dalam Daftar Teroris versi AS yang ditetapkan sejak tahun lalu, dan Departemen Luar Negeri AS telah menawarkan hadiah $ 3 juta untuk siapa saja yang dapat memberikan informasi keberadaan dirinya.
Pentagon mengatakan, bulan lalu seorang saudara al-Harzi, yang juga merupakan anggota ISIS, tewas dalam serangan udara AS di Mosul, Irak, pada tanggal 15 Juni 2015. Ali Awni al-Harzi, merupakan perantara antara kelompok ISIS dan kelompok jihad di Afrika Utara.
Pemerintah AS menjulukinya sebagai "orang berkepentingan" dalam serangan mematikan di konsulat AS di Benghazi, Libya, pada 11 September 2012.
Namun Tariq al-Harzi adalah seorang tokoh menonjol di ISIS.
Dia diyakini memimpin operasi kelompok teroris di luar Irak dan Suriah operasi yang menjadi jauh lebih signifikan dalam beberapa bulan terakhir sebagai ISIS membentuk pijakan di Libya dan memperoleh afiliasi di Nigeria dan Mesir.
Ia mengorganisir pengadaan dan pengiriman senjata ke Suriah dari Libya, kata Pentagon.(CNN)