TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO AirAsia, Tony Fernandes mengaku sering menangis ketika mengingat kecelakaan QZ 8501 yang jatuh di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Berbicara dalam sebuah wawancara dengan 938LIVE, Tony mengatakan pascakecelakaan pesawat QZ 8501 yang terbang dari Surabaya menuju Singapura adalah momen yang sangat emosional baginya.
"Saya menangis sendirian. Saya tidak pernah mengatakan hal itu sebelumnya. Saya pikir ketika anda di hadapan orang-orang anda, maka anda harus sekuat mungkin," ujarnya, seperti dikutip dari Channelnewsasia.com, Kamis (23/7/2015).
Tony mengatakan, tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan bagaimana perasaannya ketika tersiar kabar bahwa pesawat itu menghilang dalam penerbangan dari Surabaya ke Singapura pada 28 Desember 2014.
"Langkah pertama adalah, 'Apakah saya harus muncul atau saya tidak pergi?' Dan keputusan pertama adalah' Tidak, Anda tidak harus pergi. Ini adalah maskapai penerbangan Indonesia. "Maskapai ini sangat terkait erat dengan saya, itu akan menjadi salah jika saya tidak pergi dan staf saya membutuhkan saya, semua membutuhkan saya dan yang paling penting, itu harus dilihat oleh kerabat korban bahwa saya harus yang paling terdepan berada di sana," katanya.
Ketika diketahui bahwa 162 penumpang pesawat tewas dalam kecelakaan, Tony mengatakan dirinya perlu tampil sebagai pemimpin, meskipun dirinya juga terluka akibat kecelakaan itu.
"Ketika anda mengantar seorang wanita muda kembali ke rumahnya dengan maksud untuk menguburkannya, ketika anda bertemu keluarga pilot kami, dan seluruh keluarganya yang kehilangan... Tapi penyesalan apa pun yang anda rasakan, anda tidak bisa merasakan apa yang telah mereka lalui, jadi itu sangat emosional," katanya.(Channelnewsasia.com)