News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jaringan Kelompok ISIS

Terbongkar, Rencana ISIS Menguasai Eropa Pada 2020

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peta dunia menurut ISIS yang dimuat dalam buku Empire of Fear: Inside the Islamic State karta jurnalis Andrew Hosken.

TRIBUNNEWS.COM, LONDON — Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) memiliki target untuk menguasai sebagian Eropa pada 2020.

Rencana ini terungkap dalam peta yang dimuat dalam sebuah buku terbaru.

Buku berjudul Empire of Fear: Inside the Islamic State karya jurnalis BBC Andrew Hosken memaparkan rencana besar ISIS untuk menguasai dunia.

Dalam peta yang dimuat buku itu, terlihat ISIS berencana menguasai seluruh Timur Tengah, Afrika Utara, dan sebagian wilayah Eropa hanya dalam waktu lima tahun.

Secara keseluruhan, ISIS nantinya akan menguasai wilayah mulai dari Spanyol di bagian barat hingga ke perbatasan China di sebelah timur.

Buku itu juga menjelaskan bahwa rencana ISIS ini sudah disusun sejak 20 tahun lalu dan terdiri atas tujuh langkah.

Ketujuh langkah itu termasuk memprovokasi AS untuk menyatakan perang terhadap dunia Islam pada 2000-2003 dan menciptakan pemberontakan terhadap para penguasa Arab antara 2010-2013.

"Mereka (ISIS) ingin menguasi semua wilayah yang mereka anggap sebagai dunia Islam. Ketika mereka sudah mendirikan kekhalifahan maka sasaran selanjutnya adalah seluruh dunia," ujar Hosken.

Kepada harian Daily Record, Hosken menjelaskan, saat ini terdapat sedikitnya 60 negara yang menentang ISIS, termasuk AS dan Rusia.

Dengan fakta ini, lanjut Hosken, seseorang bisa mengatakan bahwa rencana ISIS tampaknya tak akan mungkin terjadi.

"Harus diingat bahwa ISIS tak berniat hanya mendirikan sebuah kekhalifahan dan hidup damai di dalamnya. Mereka melihat negara lain harus berada di bawah kekuasaan mereka dan menerima ideologi mereka," papar Hosken.

"ISIS sudah mengacaukan Suriah dan Irak. Mereka kini mencoba mengacaukan Arab Saudi dan Libya. Bahkan mereka sudah mencoba menghancurkan industri utama Tunisia, turisme," lanjut dia.

"Kekhawatiran lebih lanjut adalah mereka tampaknya akan mengembangkan senjata biologi atau kimia. Begitu mereka memiliki persenjataan itu, mereka pasti menggunakannya," tambah Hosken.

Asal-usul ISIS

Dalam bukunya itu, Hosken juga membeberkan bahwa asal-usul ISIS dapat dilacak hingga beberapa dekade ke belakang.

Dalam bukunya, Hosken mengungkap bahwa Abu Musab al-Zarqawi, pria yang mendirikan organisasi yang kemudian menjadi ISIS, pada 1996 membeberkan tujuh langkah yang akan memberikan kemenangan untuk dunia Islam pada 2020.

"Kita (Barat) nyaris menghancurkan mereka pada 2010-2011. Saat itu 80 persen pemimpin mereka tewas atau tertangkap. Sayangnya, kita tak menyelesaikannya sehingga seperti kanker, mereka muncul kembali," ujar Hosken.

Saat ini koalisi pimpinan AS sedang melakukan gempuran udara untuk menghentikan gerak maju ISIS.

Alhasil, banyak pemimpin Barat didesak untuk menurunkan pasukan darat ke Irak dan Suriah.

"Namun, jika dilihat dari rencana tujuh tahap itu, ISIS akan sangat senang jika Barat mengirimkan pasukan daratnya. Mereka justru akan menyerukan agar seluruh dunia Islam bergabung dan memerangi penyerang," Hosken memperingatkan.

"ISIS sangat ingin dilihat sedang memerangi Barat. Mereka menginginkan seluruh umat Muslim dunia melihat Barat menyerang Islam lalu akan bergabung dengan mereka," lanjut sang jurnalis.

Hosken melanjutkan, ISIS menamai majalah yang mereka terbitkan dengan nama Dabiq, yaitu sebuah kota di Suriah tempat perang terakhir Barat dan Islam terjadi.

"Jadi ini sangat mungkin adalah sebuah perangkap, tetapi pada saat yang sama jika pasukan darat tak dikirim maka kita akan terjebak dengan ISIS karena serangan udara tampaknya tak cukup berhasil," ujar Hosken.

"Barat kini berada dalam sebuah dilema," pungkas Hosken.

KOMPAS.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini