TRIBUNNEWS.COM, KROASIA - Beberapa negara yang awalnya sempat dinilai ramah dan menyambut pengungsi, seperti Jerman dan Kroasia, dikatakan mulai terlihat seakan menghalangi aliran masuk pengungsi.
Dikutip dari AFP, Jerman mulai akan mempertegas pemberlakuan kebijakan imigrasinya. Penegakan kebijakan dilakukan dengan cara memulangkan kembali para imigran ke negara asal tempat imigran tersebut pertama kali memasuki zona Uni Eropa.
Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere juga sudah mengajukan UU baru terkait imigrasi, yang menjamin pemerintah akan mempercepat prosedur pengurusan imigrasi, memotong pajak, dan mempertegas deportasi serta sanksi pada mereka yang melakukan kecurangan.
Sedangkan, di Kroasia, pemerintahnya mengumumkan bahwa beberapa jalan yang berhubungan dan berbatasan Serbia akan ditutup, sampai batas waktu yang belum ditentukan, pada Kamis (17/9/2015).
"Jangan datang lagi ke sini. Sudah penuh. Jika Anda ingin menyelamatkan diri Anda, pergi saja ke pusat penerimaan (pengungsi) di Serbia, Makedonia, atau Yunani," kata Menteri Dalam Negeri Kroasia Ranko Ostojic.
Hal itu semakin mempersulit para pengungsi dan imigran, yang juga terhalang aksesnya jika memilih jalur melalui Hungaria, yang kini sudah dijaga ketat dengan kawat-kawat berduri dan polisi kerusuhan.
Yang dikatakan lebih berisiko lagi adalah jika pengungsi dan imigran memilih jalur liar, seperti padang rumput dan hutan, yang menurut The Washington Post rawan ranjau bekas perang Balkan di era '90-an.
Sejauh ini, Uni Eropa baru sepakat untuk menerima dan menampung 40.000 pengungsi, yang rencananya akan disebar ke 22 negara anggota. Rencana menerima tambahan 120.000 pengungsi ditolak mentah-mentah oleh negara anggota. (The Washington Post/AFP)