Tribunnews.com — Hungaria mulai membangun pagar kawat berduri di perbatasannya dengan Kroasia sepanjang 41 km untuk memblokade arus pengungsi yang transit melewati negaranya. Sebelumnya, Hungaria telah menutup perbatasan ke Serbia.
Dilaporkan juga, Kroasia telah menutup perbatasannya ke Serbia dengan pagar kawat berduri. Krisis pengungsi asal Suriah, Irak, Afganistan, dan sejumlah negara Afrika membuat negara-negara di Eropa Timur kewalahan dan terpaksa mengambil langkah drastis.
PM Hungaria Viktor Orban juga memerintahkan penerapan aturan larangan masuk bagi pengungsi. Mereka yang secara ilegal melintasi perbatasan bisa dihukum sesuai aturan negara itu. Aturan lebih ketat itu memicu bentrokan kekerasan antara polisi dan pengungsi. Menghadapi blokade baru, ribuan pengungsi kini mencari rute alternatif melewati kawasan Balkan.
Kroasia yang kini dijadikan rute alternatif pengungsi memutuskan menutup tujuh dari delapan pintu perbatasannya ke Serbia pada Kamis (18/9/2015) setelah lebih dari 11.000 pengungsi melintas perbatasannya hanya dalam tempo dua hari. Serbia di lain pihak memprotes penutupan perbatasan itu karena cemas ribuan pengungsi akan terdampar di negara itu. PM Kroasia Zoran Milanovic menegaskan alasannya, yakni negaranya tidak punya sumber daya untuk menangani gelombang pengungsi.
Sebelumnya, Slovenia juga menahan kereta berisi pengungsi yang diberangkatkan dari Kroasia dengan alasan sekitar 150 orang tidak punya dokumen resmi dan akan dikembalikan ke ibu kota Kroasia, Zagreb. Semua lalu lintas kereta antara Slovenia dan Kroasia juga dihentikan.
Terkait krisis pengungsi yang makin parah, para pimpinan Uni Eropa merencanakan sidang darurat pada Rabu pekan depan. Antara lain akan didiskusikan pendirian "hotspot" atau pusat registrasi Eropa bagi para pemohon suaka. AS/RZN(AFP,AP,RTR,DPA)