TRIBUNNEWS.COM, KONGO- Penjaga hutan Patrick Karabaranga punya cara tersendiri untuk menunjukkan belas kasihnya kepada binatang yang ditinggal mati induknya.
Dalam gambar yang dimuat Metro.co.uk, Minggu (20/9/2015), dia terlihat merangkul anakan gorila sembari duduk di sebatang kayu, sementara wajah manusia dan binatang itu menunduk penuh duka.
Maklum sajalah. Pasalnya, primata dewasa itu mati tidak wajar alias dibunuh para pemburu.
Momen mengharukan ini diabadikan oleh Phil Moore, fotografer lepas asal Inggris, di Taman Nasional Virunga, Republik Demokratik Kongo.
Semakin Kehilangan Habitat
Menurut Daftar Merah IUCN, jumlah individu gorilla dan seluruh sub spesiesnya sangat terancam punah.
Gorila-gorila langka kehilangan nyaris sepuluh persen habitat mereka sejak tahun 1990-an akibat penebangan hutan serta aktivitas manusia lainnya.
Menurut para peneliti, penebangan serta pembangunan jalan untuk kepentingan penambangan yang memiliki andil paling banyak dalam berkurangnya luas habitat gorila.
"Jalan-jalan yang dibangun membuka akses para pemburu ke belantara serta petani. Selain itu, jalan-jalan juga membuat habitat menjadi terbagi-bagi," demikian tertera dalam laporan yang diterbitkan di jurnal Diversity and Distributions dikutip dari nationalgeographic.co.id.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa gorila yang paling banyak kehilangan habitatnya dalam 20 tahun terakhir adalah gorilla cross river (Gorilla gorilla diehli) yang kehilangan 59 persen habitatnya.
Sementara itu gorilla beringei kehilangan habitat sekitar 52 persen dibandingkan 20 tahun yang lalu.
Sebagian besar gorila termasuk dalam daftar terancam punah.
Menurut Daftar Merah IUCN, jumlah individu gorilla dan seluruh sub spesiesnya sangat terancam punah.
Selain karena aktivitas manusia, pada tahun 2004 dan 2006, ribuan gorila mati akibat virus Ebola.
Situs Warisan Dunia
Taman Nasional Virunga (bahasa Perancis: Parc National des Virunga), sebelumnya bernama Taman Nasional Albert adalah sebuah taman nasional di Republik Demokratik Kongo.
Taman nasional ini membentang dari Pegunungan Virunga di selatan hingga Pegunungan Rwenzori di utara, serta berbatasan dengan Rwanda dan Taman Nasional Ratu Elizabeth di Uganda.
Taman Nasional Virunga memiliki luas 7,800-square-kilometre (3,000 sq mi).
Didirikan pada tahun 1926, Taman Nasional Virunga merupakan taman nasional pertama di Afrika.
Wilayah ini dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1975.
Dewasa ini, perburuan liar dan perang saudara di negara ini telah memicu kerusakan pada populasi satwa Virunga.