TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Berniat meningkatkan bantuan untuk kekacauan di Timur Tengah, PM Jepang Shinzo Abe menyatakan akan menggelontorkan Rp 12 triliun untuk membantu pengungsi Suriah dan Irak.
Menurut New York Times, jumlah dana yang ditawarkan Abe ketika berbicara di hadapan Majelis Umum PBB, pada Selasa (29/9/2015) itu tiga kali lebih banyak ketimbang jumlah sumbangan Jepang pada 2014 lalu.
Selain itu ia juga berniat menyumbang sekitar Rp 11 triliun untuk proyek-proyek yang dapat menciptakan dan menjamin perdamaian di Timur Tengah dan Afrika, termasuk proyek pembuatan sistem perairan di Irak.
Namun, Reuters mengatakan, disamping menjanjikan sumbangan dana, Abe tidak memberikan pernyataan apapun soal apakah Jepang akan mulai membuka diri untuk menampung pengungsi atau tidak.
"Banyak hal yang harus kami lakukan sebelum bisa menerima imigran," komentar Abe kemudian, ketika berbicara dalam sebuah konferensi pers, menjelaskan bahwa Jepang harus menangani masalah internal dahulu sebelum menyambut pendatang baru.
Dalam pidatonya di Markas PBB, New York, AS, itu, ia juga mengatakan bahwa Jepang kini ke depannya akan berkontribusi dalam operasi perdamaian dalam skala yang lebih besar.
Hal itu dikatakan berlawanan dengan UU kemiliteran Jepang yang diajukan Abe, yang mengatur kemiliteran Jepang kembali angkat senjata dan siap aktif perang.
Sebelumnya, pascaperang dunia II, kemiliteran Jepang hanya difungsikan sebagai pengamanan internal Jepang. (Japan Times/New York Times)