News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Imigran Banjiri Eropa

UE Sediakan 100 Ribu Tempat Penerimaan untuk Atasi Krisis Imigran

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rombongan imigran di Dobova, Slovenia, Selasa (20/10/2015) dipantau oleh petugas kepolisian anti-kerusuhan yang menunggangi kuda.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekitar 100.000 tempat pusat penerimaan akan disediakan sepanjang rute kedatangan imigran di Balkan, mulai di Yunani untuk membantu Uni Eropa mengatasi krisis imigran yang melanda Eropa.

Menurut Presiden Komisi Uni Eropa, Jean-Claude Juncker, Senin (26/10/2015), mengatakan 50.000 tempat akan dibuat di Yunani, dan 50.000 lsisanya pada rute kedatangan melalui Balkan, seperti Makedonia, dan Serbia.

Juncker mengatakan lebih dari 670.000 imigran tiba di Eropa tahun ini, dimana banyak dari mereka melarikan diri dari perang yang berkecamuk di Suriah, Irak, dan Afghanistan.

Hal itu memicu krisis migrasi terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.

Berimigrasi melalui Balkan, para imgiran menemui sejumlah ganjalan ketika melintasi negara di ujung timur Uni Eropa, dimana Hungaria dan Kroasia berusaha menutup perbatasan mereka bagi imgiran

Hal itu mengakibatkan sejumlah negara timur Uni Eropa seperti Slovenia dibanjiri oleh lebih dari 60.000 imigran dalam beberapa hari terakhir.

Juncker mengatakan dalam pertemuan puncak pimpinan negara Uni Eropa, telah disepakati sebuah program yang menjamin keselamatan dan kenyamanan bagi para imigran.

Tempat penampungan sementara, yang merupakan bagian dari program itu akan dikordinasikan dengan badan pengungsi PBB, UNHCR.

Nantinya tempat penerimaan itu akan memainkan peran vital dalam mendaftar imigran, menyediakan tempat tinggal, dan mengelola arus masuk imigran.

"Mengelola arus migrasi bersama-sama adalah satu-satunya cara untuk memulihkan ketertiban, untuk memperlambat aliran yang tidak terkendali. arus migrasi yang tidak terkendali harus dihentikan," katanya.(Channelnewsasia.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini