TRIBUNNEWS.COM, AUSTRALIA - Inilah salah seorang anak muda yang tak berputus asa menghadapi mahalnya harga rumah di Kota Brisbane, Australia. Andrew Bird, memilih membeli perahu dan menjadikannya tempat tinggal di atas sungai yang membelah ibukota Queensland itu.
Sehari-hari Andrew menambatkan kapal kecilnya itu di ujung Jalan Eagle Street Pier, di pusat kota. Di tempat itu, puluhan orang tinggal di atas kapalnya masing-masing.
Dari lokasinya itu, pusat Kota Brisbane memang hanya sepelemparan batu.
Kapal dengan segala ukuran itu dilengkapi berbagai macam keperluan layaknya sebuah rumah tinggal. Namun yang istimewa adalah, dek kapal yang menjadi ajang untuk duduk-duduk memandangi kota dengan segala kesibukannya.
Andrew sendiri sudah menjadikan Sungai Brisbane River itu sebagai rumah sejak tujuh tahun silam. Saat itu, dia memutuskan tidak membeli apartemen sebagaimana umumnya dilakukan orang lain.
"Saya besar di kampung, dan dapat kerja di kota setelah lulus kuliah. Saat itu harga rumah melonjak begitu tinggi," katanya kepada ABC.
"Saya kebetulan lewat sini dan melihat sebuah perahu yang dijual. Saya menganggap ini pilihan yang baik," katanya.
Menurut pengalamannya, Andrew merasakan bahwa hidup di atas air bukannya tanpa tantangan, termasuk harus ke tepi sungai tiap harinya untuk mengambil air tawar.
"Harus menyiapkan air dan listrik sendiri," katanya. "Jauh lebih murah daripada langganan dengan perusahaan di kota."
Andrew menamai kapalnya dengan Safe Sailing, yang mampu menampung hingga 6 orang untuk tidur, lengkap dengan tempat mandi dan dapurnya.
"Ukurannya cukup lumayan," jelasnya. "Dari luar memang tidak kelihatan bahwa ruangannya cukup lapang."
"Memang butuh waktu untuk terbiasa dengan kapal yang bergoyang-goyang. Saya sendiri kadang masih merasakan pengaruhnya begitu naik ke darat, kalau mau pergi kerja," katanya.
Saat Andrew membeli perahunya itu, dia masih bekerja di pusat Kota Brisbane. "Sekitar 45 orang tinggal di dekat sini," katanya.
"Biasanya orang datang dan pergi, namun saya tetap tinggal di sini. Memang di tengah kota, namun begitu naik ke kapal, kita seakan tinggal di dunia yang berbeda," jelasnya.