TRIBUNNEWS.COM, RIYADH - Seorang diplomat Arab Saudi menceritakan pengalamannya melarikan diri dari amukan warga Iran.
Cerita berawal dari kebakaran yang melalap kantor kedutaan besar Arab Saudi di Tehran, Iran, saat sekelompok warga Iran menyerbunya.
Penyerbuan dan pembakaran itu dikatakan sebagai bentuk protes dan marah warga Iran atas pengeksekusian ulama Syiah oleh Arab Saudi.
Akibat aksi pembakaran itu, sejumlah pegawai diplomat yang ada di sana menyelamatkan diri.
Termasuk di antara mereka adalah Mohammed bin Ali-Qaidhi, yang berhasil melarikan diri setelah kantornya itu dibakar dan dijarah isinya.
Mohammed menceritakan betapa para petugas keamanan Iran tidak memedulikan insiden yang menimpa bangunan itu dan seisinya.
Bahkan, kepada Arab News ia mengatakan saat kejadian, terjadi mati listrik di kantor tersebut selama sejam lebih.
Ia juga mengeluhkan intimidasi yang ia dan diplomat Arab Saudi lainnya terima dari petugas imigrasi Iran.
"Kami sampai harus ketinggalan pesawat karena kepengurusan paspor di counter imigrasi sengaja diperlambat urusannya," katanya.
Menurutnya, pemerintah Iran sama sekali tak berupaya apapun untuk melindungi mereka dari amukan massa yang menyerbu kantor kedubes itu.
Mohammed telah selamat tiba di Dubai pada Senin (4/1/2016) malam dan berterimakasih pada pemerintah Arab Saudi atas bantuan untuk memulangkan dirinya dan diplomat lainnya. (Arab News).