Baca tanpa iklan
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sabtu dan hari Minggu kemarin (17/1/2016) adalah masa ujian masuk universitas negeri di Jepang.
Puluhan ribu yang ikut serta tapi hanya sekian ribu saja yang diterima.
Walaupun Jepang memiliki aliran kepercayaan Shinto dan tersamarkan ke dalam agama Buddha, memohon dan berdoa di depan patung Buddha menjadi satu kepercayaan tersendiri.
Bukan hanya murid yang akan ikut ujian test masuk universitas, orangtua baik ibu dan ayah pun berbondong datang ke tempat ini.
Mereka berdoa memohon agar anaknya bisa lulus dalam ujian masuk perguruan tinggi negeri Jepang ini.
Itulah patung muka Buddha yang besar di dalam taman Ueno di Tokyo yang selama dua hari sebelum ujian, dikunjungi sekitar 3000 orang murid beserta orangtuanya, berdoa khusuk di depan patung tersebut.
"Luar biasa tahun ini jumlah yang datang banyak sekali ke sini, diperkirakan sedikitnya 3000 orang," papar seorang pendeta Buddha yang memelihara patung Buddha tersebut kepada Tribunnews.com pagi ini (18/1/2016).
Pada tahun 1631, patung Great Buddha didirikan oleh feodal bangsawan Hori Naoyari, yang menguasai area Murakami di perfektur Niigata.
Patung Buddha duduk itu setinggi 2.8 meter hancur karena gempa bumi tahun 1647.
Lalu dibuat lagi patung serupa dengan tinggi 3,6 meter di masa lampau, karena gempa bumi Kanto tahun 1923, membuat muka Budha runtuh jatuh ke tanah, dilestarikan. Sisanya dihancurkan.
Muka itulah yang ditaruh di taman Ueno hingga kini, dekat dengan tanah dan dipastikan tidak akan jatuh tak akan runtuh lagi seperti sebelumnya. Kuat kekar berdiri di atas tanah.
Begitu pula lah harapan banyak orang yang berdoa di depan patung (muka) Buddha tersebut, tidak akan jatuh atau tidak akan gagal dalam test ujian masuk sehingga para murid bisa diterima di universitas negeri Jepang.
Keinginan mereka pun dituliskan di papan kayu kecil yang digantung dekat patung Buddha tersebut 90% berharap lulus ujian masuk universitas negeri Jepang.