TRIBUNNEWS.COM - Selama 50 tahun terbit sebagai majalah pria dewasa yang menampilkan foto-foto wanita tanpa busana, Penthouse mengumumkan, mereka berhenti terbit dalam edisi cetak.
Berdasarkan laporan CNBC, nantinya majalah khusus pornografi ini hanya bakal tayang dalam versi digital.
"Ini akan menjadi pengalaman baru pembaca terhadap majalah pria dewasa terbaik," demikian isi keterangan yang dirilis oleh grup perusahaan Penthouse.
"Peralihan versi dengan tren yang populer di konsumen, versi digital majalah Penthouse, akan memadukan dan mengonversi segala yang pembaca biasa temukan di edisi cetak," demikian sambungan pada rilis tersebut.
Keputusan Penthouse mengakhiri penerbitan edisi cetaknya ini sangat berdekatan dengan keputusan Playboy pada bulan Oktober 2015.
Tahun lalu, Playboy mengumumkan bahwa mereka tak akan lagi menampilkan foto-foto wanita seksi dan tanpa busana.
Menurut uraian di Fortune yang ditulis oleh Neil Powell, majalah pria dewasa, seperti Playboy dan Penthouse, tak lagi sanggup bersaing pada era internet seperti sekarang ini.
Seks dan pornografi yang terbit di majalah, menurut Powell, tak lagi memiliki nilai jual. Pasalnya, material serupa sudah "membanjiri" pasar pornografi di internet.
Kondisi senja kala untuk majalah pria dewasa ini tak berarti bahwa daya tarik kedua majalah tersebut habis total.
Sebab, situs Playboy yang sekarang hanya menyediakan informasi mengenai gaya hidup terkini memiliki jumlah traffic yang tinggi.
Sekarang, Playboy benar-benar mengandalkan citra media sebagai situs gaya hidup modern.
Lalu, apakah Penthouse juga bakal sukses melakukan transisi format seperti Playboy?
Pasalnya, secara finansial, krisis yang terjadi di Penthouse terbilang lebih parah ketimbang Playboy.
Pada tahun 2004 silam, Penthouse mengumumkan bahwa mereka bangkrut, dan akhirnya dibeli kembali oleh pemilik awal, FriendFinder Networks.
Lusina/Kontributor KompasFemale