Mereka yang lolos kemudian akan melayani para pria di kalangan elit pemerintaha Korut, tak terkecuali sang pemimpin negara.
Para remaja yang terpilih tidak diizinkan untuk melapor soal itu atau bertemu keluarganya dan jika ketahuan kabur, hukuman mati menanti.
Mereka hanya boleh memberitahu bahwa mereka diikutsertakan dalam sebuah proyek penting pemerintah.
Anggota kelompok itu juga telah menandatangani kontrak untuk berjanji menjaga kerahasiaan informasi soal Gippeumjo.
Tiap anggota pun mendapat bayaran, sekitar Rp 53 juta ditambah berbagai hadiah seperti peralatan rumah tangga.
Dibagi menjadi kelompok khusus
Sesuai pembagian tugas yang berbeda-beda, Gippeumjo dibagi lagi ke dalam tiga kelompok khusus.
Manjokjo atau tim pemuas dijadikan pemuas seksual, Haengbokjo atau tim penggembira dijadikan pemijat, dan Gamujo atau tim penyanyi dan penari dijadikan penghibur.
Kelompok Gamujo biasanya diharuskan menyanyi dan menari setengah telanjang.
Kemampuan-kemampuan khusus seperti memijat, menyanyi, dan menari secara profesional, diperoleh dari pelatihan selama beberapa bulan.
Jika anggota telah mencapai usia 22-25 tahun, biasanya diminta untuk pensiun dan dikembalikan ke keluarganya.
Terkadang beberapa dari pensiunan Gippeumjo dinikahi oleh para pria dari kalangan elit pemerintah dan militer Korut. (Fox News/Mirror Online/Wikipedia)