Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, BRASIL - Air mata mengiringi pidato terakhir Presiden Brasil Dilma Rousseff yang dinonaktifkan atas skandal korupsi.
Rousseff tampak meneteskan air mata saat menyampaikan pidato terakhirnya di istana kepresidenan Planalto, Brasil, Kamis (12/5/2016).
Air mata juga muncul di mata para stafnya dan simpatisannya yang kompak bernyanyi "Ole, ole, Dilma!" saat Rousseff meninggalkan istana.
Menurut Rousseff, pemakzulan yang dilakukan terhadap dirinya yang berujung pada pemecatan itu adalah upaya kudeta terhadap kekuasaan.
"Saya mungkin pernah melakukan kesalahan, tapi saya tidak pernah melakukan tindak kriminal," katanya, dikutip The Guardian.
"Ini adalah hal paling brutal yang pernah dihadapi seorang manusia, dikecam atas tindak kriminal yang tak pernah dilakukan," tambah Rousseff.
Ia pun menyerukan pada warga Brasil yang melawan kudeta itu agar tetap bersatu dalam damai.
Di tengah pidato penuh tangisnya, Rousseff menilai individu-individu yang terlibat dalam sabotase pemerintahannya adalah pengkhianat.
Sidang pemakzulan oleh Senat Brasil menyatakan Rousseff dinonaktifkan dari jabatan kepresidenannya.
Untuk sementara, jabatan pemimpin negara itu diemban Wakil Presiden Brasil Michel Tremer selama enam bulan. (The Guardian/AFP)