TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menerima 44 tuduhan pelecehan seksual oleh para penjaga perdamaian dan staf misi perdamaian sepanjang tahun ini.
Lebih 40 kasus yang dilaporkan adalah pelecehan seksual terhadap anak-anak.
Telegraph mengutip juru bicara PBB Stephane Dujarric menjelaskan sebanyak 29 tuduhan dilaporkan terjadi dalam misi penjaga perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah, tujuh dalam misi PBB di Kongo dan dua dalam misi di Haiti.
Selain itu, satu tuduhan terjadi dalam misi penjaga perdamaian PBB di Sudan Selatan, Pantai Gading, Mali dan sengketa Abeyi daerah perbatasan antara Sudan dan Sudan Selatan serta dalam misi PBB politik di Libia dan proses perdamaian Timur Tengah.
Selama bulan ini PBB telah menjadi sorotan atas tuduhan perkosaan anak-anak dan penyalahgunaan seksual lainnya oleh para pasukan penjaga perdamaian.
Terutama mereka yang berbasis di Republik Afrika Tengah dan Kongo.
Ada tuduhan serupa dialamatkan kepada pasukan Perancis yang dikenal sebagai Sangaris, yang beroperasi secara mandiri di Republik Afrika Tengah.
Sepanjang 2013-2015 tercatat sebanyak 108 gadis telah melaporkan tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan para penjaga perdamaian internasional di Republik Afrika Tengah.
Kelompok advokasi dunia bebas AIDS yang pertama kali melaporkan tuduhan itu mengatakan penyelidik PBB telah menyidangkan 41 kasus.
PBB memiliki 105.000 pasukan perdamaian yang dikerahkan di 16 titik di dunia serta misi politik di sejumlah negara termasuk Afghanistan, Irak dan Somalia.
Dujarric mengatakan 35 tuduhan yang dilaporkan tahun ini melibatkan personil militer PBB - termasuk 11 dari Kongo, enam dari tetangga Republik Kongo yang, tiga dari Maroko dan tiga dari Afrika Selatan - dan empat tuduhan melibatkan polisi PBB.