TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Gara-gara menjadi manajer sebuah restoran asusila di Malaysia, dua WNI ditangkap.
Restoran tersebut berlokasi di sebuah perkebunan kelapa sawit di Kuala Langat, Selangor, Malaysia.
Mereka digerebek otoritas setempat lantaran berbisnis rumah makan yang juga menyuguhkan seks sebagai pelayanan yang ditawarkan.
Penggerebekan terjadi pada Jumat (27/5/2016) oleh pasukan khusus anti-premanisme, perjudian, dan tindak kejahatan Malaysia (STAGG).
Usai pasukan STAGG mendapat bocoran soal adanya kegiatan asusila di restoran tersebut, tiga manajer restoran itu ditangkap.
"Dari tiga orang manajer itu, dua orang di antaranya adalah WNI dan seorang lainnya adalah warga Tiongkok," kata Wakil Komandan STAGG Khairi Ahrasa.
Selain itu, pasukan STAGG juga menahan 30 orang pegawai yang kebanyakan merupakan warga Tiongkok dan Filipina.
Menurut informasi yang didapat Ahrasa, restoran itu sudah menyuguhkan "layanan plus-plus" selama lebih dari enam bulan.
"Restoran tersebut memiliki ruangan-ruangan khusus untuk pelanggan memilih pegawai-pegawai asing itu untuk mendapat layanan seks," katanya.
Pelanggan dikenakan tarif antara Rp 500 ribu - Rp 600 ribu untuk mendapatkan layanan tersebut. (Free Malaysia Today/Star Online)