"Saya melakukannya karena saya seorang pelayan. Di Tunisia, saya juga bekerja sebagai pelayan dan tak pernah mendapat masalah seperti ini," kata dia kepada harian Nouvel Obs.
Dia tak menyangka, di Perancis yang seharusnya menjadi negeri yang menghargai kebebasan warganya justru dia mengalami pelecehan dan kekerasan semacam itu.
Dia mengatakan sudah beberapa kali mengalami ancaman dan penghinaan dari sejumlah pria di kawasan tersebut.
Insiden ini memicu reaksi dari politisi sayap kanan setempat yang melihat kondisi ini sebagai pelanggaran nilai-nilai dasar Perancis.
"Serangan semacam ini melukai nilai-nilai yang dianut Republik Perancis," kata Eric Ciotti, anggota parlemen dari Partai Republik yang konservatif.
Politisi lain, Philippe Vardon dari Front Nasional yang berhaluan kanan, menyebutkan, kondisi ini merupakan buah dari lemahnya para pemimpin politik Perancis.
Sumber : Telegraph