News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Donald Trump Desak Larangan Muslim Masuk AS Pascapenembakan Klub Gay Orlando

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kandidat capres AS, Donald Trump

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania

TRIBUNNEWS.COM, FLORIDA - Pascapenembakan di klub gay Orlando, Florida, AS, kandidat calon presiden AS Donald Trump menegaskan akan melarang muslim masuk AS.

Hal itu merupakan respons dari pengusaha real estate itu atas insiden berdarah yang menewaskan 50 orang dan melibatkan militan ISIS itu.

Dalam pernyataannya, Trump menegaskan tetap akan memberlakukan larangan muslim masuk wilayah AS, jika ia terpilih menjadi presiden.

"Apa yang terjadi di Orlando itu hanya permulaannya saja. Saya sudah mendesak soal pemberlakuan larangan itu," cuitnya di Twitter, Minggu (12/6/2016).

Trump juga mengkritik kebijakan hubungan internasional yang dikampanyekan rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.

Clinton memang mengatakan akan membuka pintu AS untuk imigran dari Timur Tengah jika dirinya memerintah kelak.

"Padahal kita harus melindungi seluruh warga AS, dari segala latar belakang dan kepercayaan, dari terorisme Islam radikal," kata Trump.

Presiden AS Barack Obama yang mendesak agar pengawasan terhadap penggunaan senjata di kalangan warga AS atas insiden itu, juga ikut dikritik.

"Mengapa Presiden Obama tak juga menyalahkan terorisme Islam radikal? Seharusnya ia resign saja secara memalukan!," tulis Trump di Twitter.

Menurut Obama, peristiwa penembakan massal yang paling mematikan di sejarah AS itu mengingatkannya betapa mudahnya pelaku kriminal mendapatkan senjata di AS.

Karena itu, ia meminta agar aktivis-aktivis antisenjata terus aktif mendukung pengawasan penggunaan senjata di AS.

Penembakan terjadi di sebuah klub gay di Orlando, Florida, AS, pada Minggu (12/6/2016) pukul 04.00 waktu setempat.

Aksi yang dilakukan seorang pria yang telah bersumpah mengikut ISIS itu menewaskan 50 orang dan melukai lebih dari 50 orang. (Breitbart News/The Guardian)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini