VIDEO Kapal Perang Korvet Saar Israel Tampak di Terusan Suez, Mesir Benar Bantu Tel Aviv Berperang?
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video yang menunjukkan sebuah kapal perang Israel yang melewati Terusan Suez beredar di Internet pada Sabtu (2/11/2024).
Aksi kapal Israel ini dilaporkan yang memicu kemarahan dan spekulasi serta kekhawatiran yang signifikan, khususnya dari publik Mesir.
Diidentifikasi sebagai korvet Sa'ar, kapal Israel tersebut terekam video melakukan navigasi laut melalui kanal sambil menampilkan bendera Israel dan Mesir.
Insiden itu mendorong Otoritas Terusan Suez (SCA) untuk merilis sebuah pernyataan yang secara khusus menegaskan komitmennya terhadap Konvensi Konstantinopel tahun 1888, Anadolu Agency melaporkan.
Konvensi tersebut secara eksplisit menyatakan bahwa kanal harus tetap “bebas dan terbuka setiap saat, baik dalam damai maupun perang, untuk setiap kapal dagang atau perang, tanpa membedakan bendera.”
Waktu perjalanan kapal perang Israel ini bertepatan dengan insiden terpisah yang melibatkan kapal Jerman MV Kathrin,
Kapal Jerman ini dilaporkan telah berlabuh di Alexandria awal pekan ini membawa pasokan militer yang ditujukan untuk Israel.
Menanggapi kekhawatiran publik Mesir mengenai kerja sama militer dengan Israel, pejabat Mesir mengeluarkan pernyataan media sosial yang menyangkal kolaborasi semacam itu.
Bantahan Mesir
Tentara Mesir juga membantah laporan yang mengatakan Mesir membantu Israel dengan menerima kapal Jerman yang diduga membawa stok senjata untuk Israel.
“Angkatan Bersenjata Mesir dengan tegas menyangkal apa yang telah beredar di media sosial dan akun-akun mencurigakan dan apa yang dipromosikan mengenai bantuan kepada Israel dalam operasi militernya, secara umum dan rinci," kata juru bicara militer Mesir, Kolonel Gharib Abdel Hafez, di media sosial X, Kamis (31/10/2024).
Ia menekankan tidak ada bentuk kerja sama dengan Israel dan menyerukan semua orang untuk berhati-hati dengan informasi yang beredar.
“Angkatan bersenjata adalah perisai dan pedang negara untuk melindungi kemampuan mereka dan membela rakyat besar mereka,” katanya.
Sementara itu, Cairo News Channel mengutip sumber senior Mesir yang tidak disebutkan namanya yang juga membantah berita itu.