TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Setelah Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit), Perancis dan Austria kabarnya ingin mengikut jejak Inggris.
Hasil referendum pada Kamis (23/6/2016) menyatakan bahwa Inggris akan melepaskan keanggotaannya di Uni Eropa (UE) selama 43 tahun ini.
Keputusan bersejarah itu dispekulasikan akan menimbulkan efek domino di penjuru Eropa.
Termasuk menjadi efeknya adalah desakan serupa di negara-negara lain di Eropa untuk keluar dari Uni Eropa.
Seperti yang terjadi di Perancis, di mana anggota partai nasionalis di negara itu menyerukan agar referendum yang sama digelar di Perancis.
Partai Front Nasional Perancis (FN) yang beraliran Euroskeptis memang sudah lama menentang Uni Eropa dan kini semakin gencar menyuarakannya.
Wakil Ketua FN FlorianĀ Philippot mengucapkan selamat atas keputusan Brexit yang menang di Inggris dan kebebasan melalui Twitter.
"Sekarang giliran kita #Brexit #Frexit," tulisnya lagi, menambahkan kata 'Frexit' (France exit) yang mengikut sebutan Brexit (British exit).
Hal yang sama juga disuarakan oleh seorang pemimpin partai di Austria, Robert Marschall.
"Kami butuh referendum yang sama dengan referendum di Inggris Raya, sehingga warga Austria pun dapat memutuskan," katanya dalam sebuah wawancara.
Bahkan, sebuah survey di Belanda telah menunjukkan bahwa sebanyak 53 persen warga Belanda mendukung referendum 'Nexit' (Netherlands exit).
"Belanda harus menjadi negara berikutnya untuk meninggalkan UE, demi menemukan kembali identitas negara," kata pemimpin partai kanan Belanda, Geert Wilders. (RT News/Reuters)