TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengecam serangan bom di negaranya dan menyebutnya sebagai aksi terorisme.
Pascapemboman di Bandara Internasional Ataturk, Istanbul, Erdogan menyampaikan kecaman dan belasungkawanya terhadap insiden pada Selasa (28/6/2016).
"Saya mengecam keras serangan teror di Bandara Internasional Ataturk dan berbelasungkawa untuk keluarga korban dan negara ini," katanya.
Menurutnya, serangan yang terjadi di bulan Ramadan ini sama sekali tidak mencerminkan nilai keagamaan apapun.
"Serangan yang terjadi di bulan Ramadan ini menjadi bukti bahwa terorisme tak ada kaitannya dengan agama manapun dan menyerang siapa saja," imbuh Erdogan.
Melalui pernyataannya, Erdogan mendesak dunia, terutama negara-negara Barat, untuk mengambil tindakan tegas terhadap terorisme.
"Bom yang meledak di Istanbul hari ini bisa saja meledak di bandara lain, di kota lain di dunia ini. Bagi kelompok teroris, tak ada bedanya Istanbul dan London, Ankara dan Berlin," ucapnya lagi.
Sedangkan, PM Turki Binali Yildrim mengatakan bahwa korban tewas sudah berjumlah 36 orang, di antaranya terdapat warga asing.
Investigasi soal siapa pelaku di balik serangan ini difokuskan pada dugaan yang tertuju pada kelompok militan ISIS.
Bandara tersibuk dan terpadat di Turki itu sudah kembali dibuka dan beroperasi secara normal untuk melayani penerbangan domestik dan internasional. (The Guardian/Mirror Online)