TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Jangan terlalu mempercayai orang yang dikenal lewat dunia maya.
Itulah inti kisah yang datang dari Cina ini.
Pada Oktober tahun lalu, seorang pria bernama Wang dari Huaiyang, Provinsi Henan, Cina, sangat gembira setelah mendengar kabar istrinya mengandung.
Sebelumnya Wang dan kekasihnya (yang kemudian jadi istrinya) berkenalan di dunia maya.
Mendengar kabar itu, keluarga Wang kemudian mempersiapkan sebuah pesta meriah.
Tak pernah terlintas dalam benak Wang bahwa hanya tiga hari setelah pernikahan mereka, istrinya akan menghilang begitu saja membawa berbagai hadiah dan perhiasan bernilai puluhan ribu yuan.
Keluarga Wang yakin, pasangan suami-istri baru ini bertengkar hebat yang berujung kaburnya sang istri.
Sehingga mereka tak melaporkan masalah ini ke polisi.
Namun, di masa yang hampir bersamaan, seorang pemuda di Kota Ruzhou, juga di Provinsi Henan, melapor ke polisi bahwa dia berkenalan dengan seorang gadis yang mengaku bernama Miao Xiaomin di internet.
Gadis ini, lapor pemuda itu, menggunakan berbagai cara untuk menguras uangnya hingga 31 ribu yuan atau lebih dari Rp60,5 juta.
Mendapat laporan itu, polisi kemudian menyusun rencana untuk menangkap gadis penipu tersebut.
Singkat cerita, polisi berhasil mengelabui gadis itu untuk datang ke sebuah kafe internat dan menangkapnya.
Namun, polisi kebingungan karena tersangka mengenakan pakaian pria dan sesuai KTP-nya dia adalah seorang pria bernama Miao Songtao berusia 27 tahun.
Semua terungkap saat polisi menggeledah kediaman pria itu.
Di sana polisi menemukan rok, rambut palsu, sepatu hak tinggi hingga pakaian dalam perempuan dan kosmetik.
Saat diwawancarai seorang wartawan di dalam tahanan, Miao mengatakan, menjadi perempuan merupakan hal yang paling diimpikannya sejak kecil.
Dia bahkan mengaku, tak yakin dia menyukai pria atau wanita, tapi di atas segalanya Miao sangat menyukai uang.
Kepada polisi Miao mengaku selama lebih dari setahun, dia sudah berhasil menipu 11 orang pria dan mengeruk uang hingga ratusan ribu yuan, sebelum satu korbannya melapor ke polisi.
Kompas.com/Ervan Hardoko