TRIBUNNEWS.COM, MUNICH - Kepolisian Jerman mengatakan, Ali David Sonboly (18) pelaku penembakan Munich yang menewaskan sembilan orang ternyata melakukan riset soal penembakan di internet.
Polisi mengatakan, Sonboly melakukan riset soal sejumlah kasus penembakan sekolah dan mencoba memancing korbannya dengan tawaran pembagian makanan gratis yang disebarnya lewat media sosial.
Robert Heimberger, seorang penyidik, mengatakan, Sonboly meretas sebuah akun Facebook dan menyebar kabar pembagian makanan gratis di pusat perbelanjaan Olympus.
Kabar yang disebar lewat akun seorang perempuan muda itu, meminta warga datang ke gerai McDonald's pada pukul 16.00 waktu setempat.
"Saya akan beri apapun yang kalian mau, asal jangan terlalu mahal," demikian isi pesan yang disebar Sonboly.
"Nampaknya, pesan itu sudah disiapkan pelaku sebelum disebarkan," kata Heimberger.
Selain itu, Sonboly juga melakukan riset berbagai aksi penembakan massal termasuk pembantaian yang dilakukan Anders Behring Breivik di Norwegia pada 2011.
Sementara itu, sejumlah teman sekolah Sonboly kepada harian The Guardian mengatakan, remaja itu kerap di-bully di sekolah.
Sementara para tetangga menggambarkan Sonboly sebagai sosok pemalu dan pemalas.
"Di sekolah, Ali kerap di-bully dan bukan siswa yang populer," ujar seorang teman sekolahnya.
"Dia selalu terlihat sendirian atau hanya bersama satu atau dua teman, yang jelas dia nampaknya sulit mendapatkan teman," tambah siswa itu.
Sejauh ini, polisi masih mencari berbagai bukti lain dan menegaskan serangan di Munich itu tidak terkait dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) atau termotivasi dengan gerakan ekstremisme.
Diberitakan sebelumnya, penembakan terjadi di sekitar pusat perbelanjaan paling ramai di Kota Munich, Jerman, Jumat (23/7/2016) petang waktu setempat.
Setidaknya sembilan orang dinyatakan tewas dalam aksi berdarah tersebut.