TRIBUNNEWS.COM, PHILADELPHIA - Seperti yang telah diprediksi sejak lama, akhirnya, Hillary Clinton benar-benar membukukan sejarah.
Dia menjadi perempuan pertama yang memenangi konvensi partai, untuk resmi dinyatakan sebagai Calon Presiden Amerika Serikat.
Kepastian ini muncul setelah 50 negara bagian di AS membacakan pilihan mereka dalam ajang konvensi yang berlangsung di Philadelphia, Selasa (26/7/2016) malam.
Bernie Sanders, yang menjadi pesaing hingga babak terakhir ini pun menyampaikan pidato dukungannya. Hal ini sekaligus mempertontonkan kesatuan yang ada di tubuh Partai Demokrat.
Meski sebelumnya, para pendukung Sanders sempat mencemooh kubu Hillari di hari-hari pertama berlangsungnya konvensi.
Ketegangan pun sempat memuncak ketika serangkaian surat elelektronik di Partai Demokrat bocor pekan ini.
Dalam bocoran itu terungkap bahwa partai yang seharusnya mengambil posisi netral ternyata bias dan cenderung melawan Sanders.
Di tengah segala kondisi itu, Sanders dan Clinton terlihat bekerja untuk meredakan ketegangan dan menenangkan protes di dalam ajang konvensi.
Ketegangan mulai berangsur mereda pada Senin malam, setelah Bernie Sanders, dana nama-nama besar di Partai Demokratseperti Senator Massachusetts Elizabeth Warren, dan Ibu Negara Michelle Obama agresif menyatakan dukungan untuk Hillary.
Saat mendatangi arena konvensi, pada Selasa, Wakil Presiden Joe Biden menepis anggapan bahwa pendukung Sanders akan memilih calon Partai Republik Donald Trump.
Sementara itu, mantan Presiden Bill Clinton dalam pidatonya menyampaikan alasan mengapa istrinya harus mengambil pekerjaan lama dia sebagai Presiden AS.