TRIBUNNEWS.COM, PORTLAND - Calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump kembali membuat pernyataan kontroversial, kali ini dia menyasar para imigran.
Pada Kamis (4/8/2016), kepada pendukungnya Trump mengatakan, para imigran asal Somalia dan dari "negara teroris" lainnya harus dilarang masuk ke AS.
"Kita membiarkan orang-orang dari negara teroris masuk ke AS, seharusnya itu tak dilakukan karena kita tak bisa memelihara mereka," kata Trump dalam kampanye di Portland, Maine.
Dia menambahkan, para anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) berpeluang menyelinap ke AS dengan menyamar sebagai pengungsi.
"Anda tak tahu siapa mereka. Ini (kaum imigran) bisa menjadi semacam kuda Troya bagi mereka," tambah dia.
Secara khusus Trump menuding imigran Somalia, sebagian besar dari mereka tinggal di Minnesota, mencoba menciptakan kantung imigran dengan angka pengangguran tinggi.
"Hal ini akan menjadi tekanan baik untuk jaring pengaman negara bagian dan menciptakan sebuah kolam dengan banyak target rekrutmen bagi kelompok ekstremis Islam," lanjut dia.
Tak berhenti di situ, Trump mendaftar beberapa imigran yang ditangkap polisi karena dituding berencana melakukan serangan, mengajarkan cara membuat bom dan mendukung kelompok teror.
Mereka ini terutama yang berasal dari Afganistan, Irak, Maroko, Pakistan, Filipina, Somalia, Suriah, Uzbekistan dan Yaman.
"Kita berhadapan dengan binatang!" seru Trump.
Isu ini langsung digunakan Trump untuk menyerang rivalnya, Hillary Clinton, yang dia sebut lebih banyak memberi izin bagi para pengungsi dan imigran masuk ke AS ketimbang Presiden Barack Obama sendiri.
"Hillary Clinton menginginkan ratusan ribu pengungsi masuk ke AS. Kalian akan menghadapi masalah yang belum pernah kalian lihat," tambah Trump kepada para pendukungnya.
Pada Desember tahun lalu, Trump memicu kemarahan saat dia menyerukan larangan sementara bagi umat Muslim memasuki Amerika Serikat.