TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini tidak setuju dengan penyeragaman khotbah saat salat Jumat di masjid.
Hal itu menanggapi keputusan Pemerintah Mesir terkait penyeragaman khotbah.
"Mengatasi masalah dari satu negara dengan negara lain itu tidak harus sama karena karaakter masyarakat di dunia ini juga beda," kata Jazuli melalui pesan singkat, Minggu (7/8/2016).
Jazuli menduga, Pemerintah Mesir melakukan penyeragaman khotbah pada salat Jumat sebab pemerintahannya merupakan hasil kudeta.
Sehingga, khotib salat Jumat tidak berbicara soal kudeta.
"Di Turki ada upata kudeta dari militer tapi gagal. Mereka tidakĀ ingin ada khotib yang menghasut menyebar kebencian terhadap pemerintah yang sah," kata Anggota Komisi I DPR itu.
Jazuli mengatakan Indonesia memiliki sistem demokrasi terbaik sehingga cara khotbah juga berbeda.
Ia mencontohkan pemerintah bersama TNI dan Polri dapat mengajak ulama dan tokoh agama agar menyadarkan bahaya teroris di masjid atau gereja dan tempat ibadah lainnya.
"Jadi pendekatannya dibalik. Yaitu ulama dan tokoh agama dirangkul untuk satu kata yaitu menjaga negara dari berbagai ancaman baik teroris, separatis, komunis dan kapitalis. Negara kita adalah NKRI yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945 memiliki karakter tersendiri," imbuhnya.