TRIBUNNEWS.COM, RIO DE JANEIRO - Di balik kebugaran para peserta Olimpiade, ternyata ada ritual khusus yang diikuti mereka.
Ritual tersebut adalah puasa dari hubungan seks sebelum pertandingan.
Sejak Olimpiade pertama digelar, muncul mitos yang membuat orang percaya bahwa melakukan hubungan seks sebelum bertanding dapat menyita energi.
Hal itu membuat para atlet diminta untuk berpuasa dari hubungan seks sebelum bertanding, agar performanya dalam berlomba lebih baik.
Hingga kini, mitos tersebut masih dipegang, terlebih di kalangan atlet tinju.
Namun, untuk Olimpiade Rio de Janeiro kali ini, panitia telah menyiapkan sebanyak 450 ribu kondom untuk para atlet dan lainnya.
Tujuannya dipertanyakan, sebab untuk apa membagikan sebegitu banyak kondom untuk orang-orang yang jelas tengah berpuasa dari seks?
Menurut penelitian sekelompok ilmuwan di Eropa, belum ada studi yang membuktikan bahwa hubungan seks berdampak pada performa dalam berolahraga.
Namun, sejauh ini sejumlah studi baru menemukan sebatas bahwa hubungan seks tidak berdampak pada kekuatan otot atau performa fisik.
Meski berhubungan seks sejenis dengan kegiatan olah fisik yang dapat membakar sedikit kalori, kegiatan itu seharusnya tak akan mengurangi performa seorang atlet.
Malah, menurut para peneliti, yang seharusnya mengganggu performa adalah kegelisahan dan kurang tidur.
Itu sebabnya dianjurkan agar keinginan para atlet untuk berhubungan seks tidak dihalangi.
Sebab, berhubungan seks dianggap dapat menjadi seperti distraksi untuk para atlet dari kegelisahan dan tekanan sebelum bertanding.
Tetapi tetap saja banyak atlet yang tidak berpikir untuk berhubungan seks sebelum bertanding dan justru memuaskan hasratnya pascabertanding.
Atlet renang AS Ryan Loche mengatakan bahwa 75 persen peserta Olimpiade di Sochi saling menjalin hubungan seks di kamp atlet pascabertanding.
Karena itu, tak heran panitia Olimpiade Rio tak ragu menyediakan ratusan ribu kondom dan membuat slogan "Rayakan Menggunakan Kondom" untuk itu.
Selain untuk memberikan fasilitas lebih untuk para atlet pascabertanding, panitia juga tampaknya mempertimbangkan kekhawatiran atas virus Zika yang menjangkit di wilayah Brasil. (Yahoo Sports/Quartz)