TRIBUNNEWS.COM, RIO DE JANEIRO - Mimpi atlet lompat galah Jepang Hiroki Ogita menorehkan prestasi gemilang di ajang Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil, kandas.
Kegagalan seorang atlet di ajang olahraga sejagat ini tentu merupakan hal lazim.
Namun, penyebab kekalahan yang diduga terjadi pada Hiroki Ogita bukalah hal umum, dan bahkan mengagetkan.
Sejumlah media memberitakan, atlet berusia 28 tahun ini disebut gagal melaju ke babak final Olimpiade, karena gagal melompati bilah horizontal, setelah penisnya menyangkut dan menyebabkan tongkat terjatuh.
Sentuhan penis di bilah itulah yang kemudian disebut menyebabkan kegagalan saat Ogita berlaga di babak kualifikasi.
Dalam rekaman video terlihat, Ogita mencoba lompatan setinggi 5,3 meter dalam persaingan di grup A nomor lompat galah.
Ketika lentingannya telah melawati puncak gawang, tulang keringnya sudah beririsan dengan bilang tersebut. "Bar" pun bergetar.
Namun, dalam detik terakhir terlihat penis Ogita yang menyembul dari balik jersey yang digunakan menyantol di tongkat tersebut. Baru kemudian, tangan kiri atlet ini pun menyentuh "bar" sebelum dia jatuh.
Kejadian itu menyebabkan Ogita gagal melaju ke babak final.
Ogita hanya melakukan lompatan dengan ketinggian 5,45 meter pada kesempatan terakhir.
Capaian ini menempatkan dia di posisi 21 dalam Olimpiade 2016 ini.
Pakar dan pelatih lompat galah David Yeo di Singapura, memberikan tanggapannya kepada BBC, Kamis (17/8/2016).
Dia menilai,k asus ini semata-mata hanya persoalan sudut pengambilan gambar dari kamera.
"Sebab, sebelumnya dia memang sudah menekan bar itu dengan keras dengan kakinya," ujar Yeo.
"Bilah itu bergetar dan lalu memantul hingga lepas. Saya merasa, itu (penis) hanya efek kain dari bahan pakaian yang dipakai, dan posisi yang salah," kata dia.
Sementara itu, Ogita mengaku merasa kebingungan dengan pemberitaan tentang dirinya tersebut.
Apalagi, pemberitaan itu menjadi viral dan perbicangan di dunia maya.
"Saya tak pernah membayangkan media asing akan menjatuhkan saya seperti ini," ungkap dia di akun Twitter-nya.
"Satu hal jika memang hal itu benar, tetap saja saya harus mengatakan bahwa saya terpukul. Saya kecewa dan tak menyangka mereka akan mengejek saya sedemikian rupa," kata dia.(Glori K. Wadrianto)