News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jabat Tangan Pertama Mahathir dan Anwar Ibrahim Setelah 18 Tahun Berseteru

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pertemuan dan jabat tangan Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad setelah 18 tahun.

TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR- Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad melakukan pertemuan dengan lawan politiknya, Anwar Ibrahim. Inilah pertemuan pertama setelah permusuhan selama 18 tahun terakhir.

Kancah politik Malaysia belakangan ini memang sedang mengalami kejutan-kejutan baru.

Mahathir Mohamad, dan bekas "putra mahkota" yang kemudian dimusuhinya habis-habisan, Anwar Ibrahim, melakukan pertemuan Senin (5/9/2016), di ruang pengadilan di Kuala Lumpur.

Kedua tokoh politik yang pernah bersama-sama memerintah itu terlibat permusuhan kala Mahathir Mohammad masih berada di puncak kekuasaan.

Tahun 1998 dia memecat wakilnya, Anwar Ibrahim, yang dianggap berani menentang politiknya secara terbuka.

Sinyal rekonsiliasi sudah terlihat bulan-bulan lalu. Pada bulan Juli, Anwar Ibrahim setuju mendukung gerakan politik yang diprakarsai oleh Mahathir untuk menentang Perdana Menteri saat ini, Najib Razak.

Kerjasama kedua tokoh politik tua ini memang ingin mendongkel Najib Razak yang mereka tuduh korup.

Najib pun sedang diperiksa dalam kasus sogok dan poenyimpangan dana senilai jutaan dollar AS terkait dana investasi milik negara yang dikelola oleh perusaaan 1Malaysia Pengembangan Berhad (1MDB).

Istri Anwar Ibrahim, Dr Wan Azizah Wan Ismail, mengunggah foto kedua tokoh yang sedang bersalaman itu ke jejaring media sosial Facebook.

Tak lupa, dia membubuhi komentar, ini adalah pertemuan pertama setelah "18 tahun, tiga hariā€¦ sejak 3 September 1998..".

Tidak lama kemudian, media sosial pun dibanjiri gambar dua orang tua yang sedang berjabat tangan itu.

Kini, Anwar Ibrahim sedang mengajukan gugatan untuk menghentikan UU baru tentang Dewan Keamanan Nasional Malaysia (NSC), yang dianggapnya memberi kekuasan terlalu besar kepada Perdana Menteri.

Mahathir datang ke persidangan itu untuk mendukung gugatan itu.

"Dia menunjukkan kesiapan untuk datang dan menjanjikan dukungan, dan dia berharap saya baik dan sukses. Dan saya kira, karena itu, dia mendukung agenda reformasi," kata Anwar di luar ruang sidang.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini