TRIBUNNEWS.COM, VIETNAM - Wakapolri Komjen Pol Syafruddin mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Vietnam Nguyen Xuan Phuc di kantor perdana menteri Vietnam, kompleks Istana Kepresidenan Vietnam, Senin (26/9/2016) pukul 10.30, waktu setempat.
Isu utama yang dibicarakan adalah terkait upaya ekstradisi 8 warga negara Indonesia (WNI) yang ditahan Vietnam.
Hadir mendampingi Wakapolri antara lain Irjen Pol Machfud Arifin, Kakorlantas Polri Brigjen Agung Budi Maryoto, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Brigjen M. Amhar Azeth, dan Sekpri Wakapolri AKBP YS Ujung.
Sementara PM Nguyen Xuan Phuc didampingi antara lain Deputy Minister of Public Security Le Quy Vuong dan Minister of Public Security To Lam.
Syafruddin menegaskan isu strategis utama yang diusung pihaknya ke Vietnam adalah bersama Kementerian Luar Negeri mengupayakan agar 8 orang WNI yang diduga melakukan perompakan dan ditahan serta diproses hukum di Vietnam dapat diekstradisi ke Indonesia untuk diproses hukum di Indonesia.
Apalagi, kabarnya Malaysia juga meminta 8 orang tersebut diproses di Malaysia melalui mekanisme MLA (Mutual Legal Assistance in Criminal Matters) atau Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana.
"Kami juga membicarakan kerjasama Polri dan Vietnam di bidang pencegahan dan penanggulangan kejahatan," kata Syafruddin.
Diskusi membicarakan mengenai masalah nelayan Vietnam yang beberapa kali ditemukan melanggar batas negara Indonesia.
"Mereka minta para nelayan yang ditangkap diperlakukan secara manusiawi," katanya.
Vietnam sedang giat-giatnya menyelesaikan masalah ini dengan mendidik dan sosialisasi terhadap para nelayan agar tidak melanggar hukum dan kedaulatan indonesia.
Tak hanya itu, dibicarakan juga mengenai kerjasama untuk berbagi pengalaman dalam mencegah perdagangan gelap narkotika, kriminalitas dan penanggulangan kemacetan lalu lintas.
Indonesia dan Vietnam sama-sama berpenduduk banyak, kepulauannya banyak sehingga kalau tidak bisa mengontrol masalah keamanan maka bisa jadi masalah besar.
Perdana Menteri Vietnam juga berharap Polri bekerjasama erat dengan Vietnam.
"Kalau ada problem kita bersifat terbuka dengan semangat kemitraan strategis," kata Syafruddin.
Hasil pertemaun ini disambut baik oleh pihak Vietnam dan terutama peningkatan kerjasama bidang penanggulangan terorisme dan kejahatan transnasional melalui pendidikan dan pelatihan bersama dengan meningkatkan pertukaran informasi kejahatan lintas negara melalui teknologi informasi Aseanapol dan Interpol.