News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres AS

Debat Hillary vs Trump Diprediksi Jadi Debat Paling Banyak Disaksikan dalam Sejarah

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon presiden AS Hillary Clinton dan Donald Trump berjabat tangan sebelum memulai debat calon presiden, Selasa (27/9/2016), di New York, AS. (New York Times/Damon Winter)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Debat calon presiden AS 2016 Selasa (27/9/2016) diprediksi akan menjadi debat presiden yang paling banyak disaksikan dalam sejarah.

Pasalnya, jelang debat pertama capres AS 2016 ini, polling dukungan untuk Hillary Clinton dan Donald Trump bersaing ketat dan makin menipis.

Selain itu, dikatakan ini akan menjadi kesempatan pertama bagi kedua calon presiden untuk berdebat secara langsung.

Hal ini mengingat sebelumnya Clinton dan Trump kerap kali seakan berdebat secara tak langsung melalui pidato kampanye masing-masing, atau media sosial.

"Debat ini pokoknya akan memberikan dampak besar," demikian prediksi seorang pejabat Partai Republik, Judd Gregg.

"Menurut saya, orang yang memenangkan debat ini akan dapat meningkatkan dukungan untuknya dan sekaligus membuat AS melihatnya sebagai pemimpin yang dapat membawa mereka ke jalan positif," katanya lagi.

Karenanya, debat ini sangat dinanti oleh warga AS, bahkan dunia, sehingga mungkin saja debat ini akan jadi debat yang paling banyak disaksikan.

Debat calon presiden AS 2016 akan dihelat di Hofstra University, New York, AS, di mana jurnalis televisi dari NBC News Lester Holt akan menjadi moderator.

Kedua capres memang selama ini dilihat kerap beradu pendapat secara sengit, sehingga Holt dirasa cocok jadi penengah yang tegas untuk debat kali ini.

Menurut polling terbaru yang diperoleh menjelang debat capres ini, Clinton memimpin tipis dengan perolehan 47 persen suara.

Sedangkan, Trump 46 persen suara, menunjukkan makin tipisnya selisih dukungan dibanding pada polling berbulan-bulan sebelumnya.

Tak jarang media AS menyebut debat ini menjadi kesempatan warga untuk membuktikan capres mana yang paling tidak disukai oleh mereka. (New York Times/Washington Post)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini