TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nara Masista Rakhmatia mendadak terkenal.
Di media sosial dan media daring, nama diplomat muda asal Indonesia ramai diperguncingkan.
Pujian banyak dialamatkan kepada perempuan cantik berusia 34 tahun ini.
Pasalnya, sikapnya yang tegas di dalam forum PBB di New York dianggap penting memperhatikan kedaulatan negara RI dari ronrongan asing.
Dia membalas pernyataan Presiden Nauru dan Presiden Kepulauan Marshall serta empat Perdana Menteri dalam Sidang Majelis Umum PBB. Empat Perdana Menteri itu adalah PM Vanuatu, Kepulauan Solomon, Tuvalu dan Tonga yang hendak 'meronrong' keberadaan Papua Barat.
Namun begitu, Kementerian Luar Negeri menyayangkan banyak pihak yang kemudian mengangkat profil Nara dengan begitu detail hingga biodata pribadi.
"Iya kami menyayangkan. Justru substansinya tidak kena. Tapi malah orangnya yang diangkat. Apa yang dibicarakan Nara itu masalah kedaulatan," jelas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Armanatha Nasir, saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta, Kamis (29/9/2016).
Nara saat sidang PBB melakukan jawaban terhadap pertanyaan dari beberapa kepala negara dan pemerintahan mengenai adanya isu tidak benar mengenai Papua dari gerakan separatis Papua (UMLWP).
Apa yang diucapkan Nara, kata Armanatha, akan diucapkan oleh seluruh diplomat yang saat itu berada di Sidang Umum PBB.
"Ini masalah kedaulatan dan saya yakin mau saya yang ngomong, atau siapapun yang bicara saat itu akan memberi pernyataan yang sama," kata dia.