Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Thailand telah mengonfirmasi dua kasus pertama mikrosefalus di negaranya yang dipastikan akibat virus Zika.
Tidak disebutkan di mana tepatnya dua kasus tersebut ditemukan.
Namun, telah dipastikan bahwa dua kasus itu berhubungan dengan wabah virus Zika yang melanda negara itu.
"Kami menemukan dua kasus mikrosefalus yang berkaitan dengan Zika, kasus-kasus pertama yang didapat di Thailand," kata penasihat Departemen Pengawasan Wabah Penyakit Thailand, Prasert Thongcharoen.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut dua kasus itu merupakan kasus mikrosefalus terkait Zika pertama yang ditemukan di Asia Tenggara.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Thailand menyebut telah menemukan tiga bayi terlahir mikrosefalus.
Namun, setelah diselidiki, ternyata hanya dua bayi yang kasusnya terkait virus yang menular melalui gigitan nyamuk itu.
Hubungan antara wabah Zika dengan kasus mikrosefalus telah ditemukan sejak Zika mewabah di Brasil pada 2015 lalu.
Terbukti dari lebih dari 1.800 kasus mikrosefalus ditemukan pada bayi yang dilahirkan para ibu hamil yang terjangkit Zika.
Mikrosefalus adalah kondisi di mana kepala bayi terlahir lebih kecil dari ukuran kepala bayi normal.
Sejak mewabah pada Januari lalu, kasus Zika sudah ditemukan sebanyak 349 kasus di Thailand.
Angka itu sudah disusul Singapura, di mana ditemukan total 393 kasus Zika, 16 kasus di antaranya ditemukan pada ibu hamil. (Bangkok Post/Reuters)