News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wikileaks Bocorkan Email Rahasia Ketua Kampanye Hillary, Rusia Dituding Terlibat

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Donald Trump dan Hillary Clinton

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Wikileaks mempublikasikan ribuan e-mail dari akun ketua kampanye Hillary Clinton, John Podesta, secara online pada Jumat (7/10/2016) malam.

Salah satunya berisi kutipan pernyataan yang disampaikan Hillary kepada perusahaan di Wall Street setelah melepas jabatan Menteri Luar Negeri.

Wikileaks yang diduga bekerja sama dengan Rusia, merilis lebih dari 2.000 e-mail dari akun Podesta.

Wikileaks berjanji mempublikasikan lebih banyak lagi dari total 50.000 e-mail yang dapat mereka akses.

Pernyataan yang disampaikan Hillary kepada perusahaan Wall Street, menggambarkan kedekatannya dengan perbankan dan bankir di AS.

Isu ini berkali-kali menjadi bahan kritik mantan pesaingnya di Partai Demokrat, Bernie Sanders, yang menyebut Hillary tersandera oleh kepentingan bank besar.

Konten e-mail yang diretas juga menggambarkan sosok Hilarry yang kontradiktif antara yang disampaikannya di publik sebagai politisi dan bagaimana sikapnya di ranah pribadi.

Misalnya, dalam kampanyenya, Hillary menempatkan diri sebagai pejuang bagi kelas menengah.

Sementara, dalam salah satu e-mail, Hillary menyatakan dia kurang peka dengan kenyataan di lapangan yang dihadapi warga AS.

"Saya kelihatannya kurang peka dengan kesulitan yang dihadapi warga kelas menengah, lebih karena kehidupan yang saya nikmati dan juga kekayaan dan keberuntungan yang saya punya dengan suami."

Namun, Hillary juga mengakui dia dapat merasakan kecemasan dan kemarahan warga Paman Sam.

Podesta melalui akun twitter menyesalkan peretasan akunnya. Ia pun menyatakan tidak akan mengonfirmasi kebenaran dokumen tersebut.

Sementara, Juru Bicara Hillary, Glen Caplin menuduh Rusia berkomplot dengan Wikileaks untuk memengaruhi hasil Pemilu Presiden AS.

"Pemerintah AS telah menyatakan Kremlin menggunakan Wikileaks untuk mengintervensi pemilu kita dan menolong pencapresan Donald Trump. Kita tidak akan mengonfirmasi autentisitas dokumen yang telah dipakai dengan sengaja untuk menghancurkan Hillary Clinton," ujarnya seperti dilansir CNN, Sabtu (8/10/2016).

Pembocoran e-mail dilakukan hanya beberapa saat setelah beredarnya video yang menunjukkan capres dari Partai Republik, Donald Trump, mengucapkan hal-hal sangat vulgar dan kasar mengenai kaum perempuan.

Sumber: CNN

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini