News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menebak Masa Depan Thailand Setelah sang Raja Wafat: Krisis Politik di Depan Mata?

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga menangis ketika berkumpul dekat Rumah Sakit Siriaj, Bangkok, Thailand, atas kematian Raja Thailand Bhumibol Adulyadej, Kamis (13/10/2016).

TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Seusai wafatnya raja Bhumibol Adulyadej pasar saham Thailand langsung anjlok dan merosot tajam ke level 6,8 persen.

Diprediksi kondisi negeri gajah putih sepeninggalan Bhumibol akan mengalami krisis politik.

Meski Vajiralongkorn adalah putra satu-satunya Raja Bhumibol dan Ratu Sirikit serta junta militer Thailand juga mendukungnya, akan tetapi sosoknya sangat berbeda dengan sang ayah yang sangat dihormati dan dicintai rakyat Thailand.

Sejumlah diplomat, seperti dikutip The Economist, menyebut sang pangeran sebagai sosok yang tak bisa diprediksi dan memiliki kehidupan pribadi yang eksentrik.

Tak seperti ayahnya yang mempraktikkan monogami, Vajiralongkorn menikahi istri ketiganya pada 2001.

Berbagai video dan foto kehidupan eksentrik sang pangeran kerap beredar di dunia maya. Tak hanya gaya hidupnya yang eksentrik, sang pangeran dikenal dekat dengan Thaksin Shinawatra dan hal ini bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.

Thaksin yang dikudeta pada 2006, diduga memberikan uang dalam jumlah besar kepada sang pangeran.

Thaksin kini tinggal di Dubai tetapi masih kerap berhubungan dengan sang pangeran.Dalam 10 tahun terakhir, militer telah dua kali melakukan kudeta.

Dan di saat itu, Raja Bhumibol memainkan peranan sebagai penjaga keseimbangan kekuatan di tengah situasi politik Thailand yang rapuh.

Tan dan Leather berargumen ketegangan bisa saja terjadi usai sang raja meninggal dunia.

Pasalnya, jika kondisi politik Thailand memanas maka kondisi itu bisa mengganggu ekonomi Thailand yang mulai membaik pasca-kudeta pada 2014.

Di sisi lain, rivalitas antara pendukung Thaksin (kaus merah) dan pendukung monarki yang menentang Thaksin (kaus kuning), bakal terselip di antara isu suksesi. Sebagian besar anggota kelompok kaus kuning, seperti ditulis The Diplomat, tak menyukai sang putra mahkota.

Kelompok pendukung monarki ini lebih mendukung jika Putri Maha Chakri Sirindorn yang naik tahta.

Situasi bisa bertambah rumit jika junta militer yang berkuasa dan semakin kuat pasca-referendum, mengambil kesempatan saat raja meninggal dunia dengan dalih menjaga stabilitas.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini