TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Calon presiden dari Partai Demokrat Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton menang 12 poin di atas pesaingnya dari Partai Republik Donald Trump.
Demikian hasil jajak pendapat baru ABC News yang hasilnya diumumkan pada Minggu (23/10/2016) itu.
Jajak pendapat ini dilakukan setelah debat final di televisi pekan lalu.
Hasilnya menunjukkan 53 persen mereka yang tampaknya akan memilih, menyokong Clinton atau naik 3 persen poin dibandingkan jajak pendapat ABC sebelumnya.
Dukungan bagi Trump merosot 5 poin menjadi 41 persen, sehingga melebarkan perbedaan kedua kandidat menjadi dua digit.
Lebih dari 60 persen responden tidak menyetujui cara penanganan Trump terhadap tuduhan atas perlakuannya kepada wanita, serta atas komentarnya yang mengatakan ia bisa saja tidak menerima hasil pemilu.
Sementara itu Manajer kampanye calon presiden AS Donald Trump pada Minggu (23/10/2016), menyampaikan hal yang tak ingin disampaikan bosnya yaitu soal kekalahan.
"Kami tertinggal," kata Kellyanne Conway dalam acara "Meet the Press" di stasiun televisi NBC.
Kandidat calon dari Partai Republik itu berulang kali tak mau menerima hasil sejumlah jajak pendapat yang menunjukkan perolehan suaranya tertinggal dari Hillary Clinton.
"Dia (Hillary) memiliki beberapa keunggulan, misalnya belanja iklan sebesar 66 juta dolar sejak Agustus lalu," kata Conway.
Conway juga menyebut deretan pendukung kampanye Hillary yang sangat impresif termasuk Presiden Obama dan istrinya, Michelle, mantan presiden Bill Clinton dan wakil presiden Joe Biden.
"Trump akan melawan dengan meningkatkan jadwal kampanye dalam dua pekan terakhir di dua atau tiga negara bagian dalam sehari," ujar Conway.
Conway menambahkan, Trump juga mendesak agar digelar debat keempat antara dia dan Hillary.
"Saya kira Trump akan menantang Hillary dalam satu debat lagi dengan alasan sederhana yaitu jika Anda bukan pemberi donor maka Anda tak akan mendapatkan akses ke Hillary Clinton," kata Conway dalam wawancara dengan stasiun AM 970.
Penampilan Donald Trump dalam tiga kali debat sangat meningkat, meski dalam jajak pendapat ABC News, rakyat AS menilai Hillary yang memenangkan debat ketiga itu.
Sementara itu, menambah jadwal debat sangat kecil kemungkinannya akan terjadi sebab acara debat itu bukan digelar stasiun televisi atau para kandidat.
Komisi independen debat capres sudah menentukan waktu dan lokasi debat setahun sebelum masa kampanye digelar. (ABC News/The New York Post).