News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Selamatkan Diri Dari Kerusuhan di Myanmar, 125 Muslim Rohingya Ditolak Bangladesh

Editor: Wahid Nurdin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana di kamp atau tenda pengungsi etnis Rohingya di Myanmar.

TRIBUNNEWS.COM, DHAKA - Petugas penjaga pantai Banglades mengusir pulang 125 Muslim Rohingya yang hendak masuk ke wilayahnya, kata pejabat di Dhaka, Sabtu (19/11/2016).

Kelompok minoritas dari Rakhine itu, menurut kantor berita Agence France-Presse, sedang melarikan diri kerusuhan disertai kekerasan di negara tetangga Myanmar.

Pihak berwenang Banglades melakukan patroli di Sungai Naf, yang memisahkan perbatasan di bagian tenggara Banglades dengan Myanmar barat.

Seluruh 125 warga Rohingya disuruh pulang ketika mencoba untuk memasuki Banglades pada Jumat (18/11/2016) malam, kata penjaga pantai di Banglades tenggara, Nafiur Rahman.

"Ada 125 warga negara Myanmar dalam tujuh perahu kayu. Mereka termasuk 61 perempuan dan 36 anak-anak. Kami menolak mereka memasuki perairan kami," kata Rahman.

Menurut dia, semua penumpang itu warga Rohingya yang berusaha memasuki Banglades tengah setelah melarikan diri dari kekerasan di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Petugas penjaga pantai lain mengatakan, ia melihat dua mayat mengambang di Sungai Naf selama patroli.

Sekitar 30.000 orang telah mengungsi akibat kekerasan di Rakhine.

Separuh dari jumlah tersebut, atau sekitar 15.000 orang, mengungsi dalam minggu lalu ketika puluhan orang tewas dalam bentrokan dengan militer, PBB mengatakan Jumat (18/11/2016).

Pasukan keamanan Myanmar telah memperketat pengamanan di perbatasan Banglades, sebuah wilayah yang menjadi tempat tinggal bagi minoritas Muslim Rohingya.

Kelompok minoritas tersebut tidak memiliki status kewarganegaraan.

Kekerasan yang terjadi di Rakhine telah memperdalam krisis yang telah menjadi persoalan baru yang dapat menggangu pemerintahan baru yang dipimpin oleh aktivis demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi.

Rakhine telah menjadi medan konflik sektarian sejak gelombang kekerasan antara penduduk lokal dengan mintoritas Rohingya menewaskan lebih dari 100 orang pada 2012.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini