TRIBUNNEWS.COM, ROMA – Tersangka serangan teror truk di Berlin, Jerman, yakni pria berkebangsaan Tunisia dinyatakan tewas pada Jumat (23/12/2016) pagi dalam baku tembak dengan polisi di Milan, Italia.
TIME mengutip Menteri Dalam Negeri Italia melaporkan bahwa tewasnya warga negara Tunisia bernama Amri Anis di Milan itu juga mengakhiri pemburuan sang buron di Eropa.
"Yang tewas, kita pastikan adalah Amri Anis, tersangka dari serangan teroris," kata Menteri dalam negeri Marco Minniti.
Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan hari Senin (19/12/2016) di Berlin, yang menewaskan 12 orang dan melukai 56 orang lainnya.
Baca: Serangan truk Berlin: Polisi mencari warga Tunisia
Amri, yang telah menghabiskan waktu di Italia, dihentikan oleh dua petugas selama pemeriksaan rutin kepolisian di Sesto San Giovanni Milan pada hari Jumat pagi.
Amri pun menarik pistol dari ranselnya setelah diminta petugas untuk menunjukkan surat-surat identitasnya.
Kontak tembak pun terjadi dan Amri tewas dalam baku tembak tersebut.
"Salah satu dari dua petugas ditembak oleh Amri dan kini tengah dirawat di rumah sakit, tetapi kondisinya tidak mengancam kehidupan," kata Minniti kata.
Anis Amri, 23, pernah diduga merencanakan perampokan agar dapat membeli senjata. Namun, pengawasan terhadapnya dihentikan karena kurangnya bukti.
Sebelum masuk ke Jerman, Amri pernah ditahan selama empat tahun di Italia atas kasus pembakaran.
Ia juga pernah ditahan di Tunisia.
Pencari suaka gagal ini sekarang menjadi salah satu orang paling diburu di Eropa.
Perintah penangkapan terhadap Amri dikeluarkan setelah kartu izin tinggalnya ditemukan di truk yang diduga digunakannya untuk menyerang salah satu pusat perbelanjaan di Berlin, Kurfuerstendamm, Senin (19/12) malam waktu setempat.
Otoritas Jerman mengungkapkan lelaki ini kemungkinan bersenjata. Pemberian informasi yang mengarah pada penangkapan Amri akan mendapatkan hadiah €100,000 atau Rp1,5 miliar.
Laporan menyebutkan Amri kemungkinan besar terluka, ketika berusaha merampas truk dari supir aslinya. (TIME/AP/BBC)