TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Seorang mantan penjual minuman ringan Pepsi yang kini tinggal di Chesire, Inggris diangkat menjadi raja Rwanda di pengasingan.
Pangeran Emmanuel Bushayija, seorang warga naturalisasi Inggris, akan menerima mahkota kerajaan Rwanda dan bergelar Raja Yuhi VI.
Emmanuel menjejakkan kaki di Inggris pada 2000 dan sejak itu hidup tenang sebagai orang biasa.
Menetap di Manchester, di mana dia kemudian dinaturalisasi sebagai warga Inggris, Emmanuel pindah ke kota Sale pada 2011.
Di kota itu, Emmanuel mendirikan sebuah perusahaan jasa keamanan hingga saat ini.
Sejauh ini belum diketahui apakah Emmanuel akan menerima mahkota kerajaan Rwanda itu.
Apalagi, keputusan pendahulunya Kigeli V yang meninggal dunia pada Oktober lalu ini ditentang sebagian anggota keluarga kerajaan Rwanda.
Tak seperti kerajaan lain di dunia, kerajaan Rwanda tak mengenal hak anak sulung sebagai pewaris tahta.
Raja baru atau disebut mwami, secara tradisional dipilih dewan kerajaan Abiru, sebuah panel berisi para tetua yang menjaga permintaan rahasia raja.
Kigeli yang terikat aturan bahwa raja di pengasingan tak boleh memiliki anak, menunjuk Emmanuel, keponakannya, sebagai raja baru.
Demikian dijelaskan Boniface Benzinge, ketua dewan tetua Abiru lewat sebuah video yang diiringi dentingan lirih piano.
"Upacara pelantikan mwami sedang dalam proses dan akan disampaikan secepatnya," tambah Boniface.
Emmanuel yang kini telah berusia 56 tahun, belum memberi kepastian apakah dia akan menerima atau menolak penunjukan ini.
Mengasingkan diri
Raja Kigeli V terpaksa meninggalkan Rwanda setelah muncul pemberontakan yang didukung pemerintah kolonial Belgia.
Setelah hanya berkuasa resmi selama dua tahun (1959-1961), Raja Kigeli V menghabiskan 55 tahun hidupnya di pengasingan.
Setelah semua ternak dan tanah miliknya disita negara, Raja Kigeli tinggal di Kenya dan menerima rakyatnya setiap Minggu di luar sebuah bioskop di Nairobi.
Dia kemudian pindah ke Amerika Serikat di mana dia tinggal di permukiman bersubsidi, bertahan hidup dengan kupon makanan dan menjual berbagai pernak pernik Rwanda.
Emmanuel, yang saat itu masih balita, juga harus meninggalkan Rwanda dan tinggal di Uganda.
Di negeri itu, tak hanya sekolah, Emmanuel juga menjadi penjual Pepsi. Pada 1994, Emmanuel kembali ke Rwanda dan tinggal di negeri kelahirannya itu selama enam tahun.
Pada Rabu (11/1/2017), sejumlah anggota keluarga kerajaan, yang mewakili Presiden Rwanda Paul Kagame, mengatakan tidak akan mengakui Emmanuel sebagai raja.
Namun, sejumlah pakar monarki Afrika mengatakan, akan sulit bagi sejumlah keluarga kerajaan menentang keputusan dewan Abiru.
"Menunjuk penerus di antara anggota keluarga adalah sepenuhnya hak raja," kata Mark Lindley-Highfield dari Pusat Studi Kerajaan-kerajaan Afrika.
"Sejumlah anggota keluarga menginginkan penerus adalah seseorang yang dekat dengan pemerintah. Namun, sesuai tradisi, keinginan Raja Kigeli V harus dipatuhi dan dia memilih Emmanuel Bushayija," tambah Mark.