TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Lewat sambungan telepon, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin membicarakan soal kerja sama untuk menumpas ISIS.
Sabtu (28/1/2017), Trump menghubungi Vladimir Putin melalui telepon di meja kerjanya di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington, AS.
Ditemani Kepala Staf Gedung Putih, Reince Priebus, Trump membicarakan soal kerja sama AS-Rusia dalam menangani terorisme.
Baca: Kebijakan Imigrasi Trump Ciptakan Kekacauan di Sejumlah Bandara Amerika
Menurut info dari pihak Kremlin, Rusia, percakapan berdurasi sejam itu terfokus pada upaya menumpas militan-militan ISIS.
Selain itu, dibicarakan pula soal krisis di Ukraina dan kesepakatan nuklir Iran, namun soal sanksi AS untuk Rusia tidak dibicarakan.
Dalam percakapan tersebut, keduanya juga mengatur jadwal untuk bertemu secara personal dan berjanji akan terus menjalin kontak.
"Percakapan melalui telepon itu menjadi awal yang signifikan untuk memperbaiki hubungan AS-Rusia, yang memang harus ditingkatkan," demikian pernyataan Gedung Putih.
"Baik Trump dan Putin sama-sama berharap bahwa setelah berbicara melalui telepon, AS dan Rusia dapat bergerak bersama untuk melawan terorisme," tambah pernyataan tersebut.
Baca: Demo Besar-besaran di Sejumlah Bandara AS Tolak Kebijakan Imigrasi Trump
Ini bukan pertama kalinya Trump dan Putin saling bertelepon.
Sebelumnya, Putin pernah menghubungi Donald Trump untuk menyelamatinya atas kemenangannya di pemilihan presiden AS pada November lalu.
Keduanya lalu mendiskusikan soal hubungan AS-Rusia yang kerap dinilai kurang memuaskan dan isu-isu lain di antara dua negara itu.
Trump dan Putin kemudian bersepakat untuk memperbaiki hubungan AS-Rusia saat Trump resmi menjajal Gedung Putih.
Semasa kampanye, Trump memang kerap memuji Putin, yang menurutnya merupakan pemimpin negara "yang lebih baik ketimbang Obama".
Bahkan, Trump pernah menyebut Putin sebagai "sahabat".
Trump juga sempat menjanjikan bahwa jika ia menjadi presiden, ia akan bekerjasama dengan Rusia untuk membasmi ISIS. (LA Times).