Kalimat itu merujuk kepada tewasnya warga sipil Palestina di Gaza akibat perbuatan tentara Israel.
Dia juga merujuk tewasnya warga sipil akibat serangan bom dari pesawat tanpa awak di Yaman dan sejumlah daerah lain.
"Dua serangan yang terjadi di Washington dan New York itu merupakan akibat dari kebijakan destruktif Anda kepada umat Islam," tulis Khalid kepada Obama.
Isi surat ini dipublikasikan pertama kali oleh the Miami Herald.
Kantor berita AP pun menerima salinan surat ini dari tim pengacara yang membela Khalid, dan kemudian melansirnya Kamis(9/2/2017).
Namun tim pengacara ragu pesan tersebut dibaca Obama.
Sebab surat itu sampai ke Gedung Putih beberapa hari menjelang Obama menyerahkan jabatan kepada Donald Trump.
Mayor Marinir Derek Poteet, seorang pengacara militer yang ditugaskan mendampingi Khalid menyebut, kliennya mulai menulis surat itu pada tahun 2014.
"Surat ini tampaknya menegaskan keteguhan dia yang percaya bahwa AS tak pernah memandang korban jiwa di seluruh dunia, khususnya umat Muslim, sebagai sesuatu yang berarti," sebut Poteet.
Khalid dan beberapa terdakwa lain menghadapi tuduhan pembajakan, terorisme, dan pembunuhan atas 3.000 orang yang melanggar hukum perang. Kasus terakhir itu kini masih dalam persiapan peradilan.
Dalam sebuah panel tertutup di tahun 2007, Khalid mengaku merencanakan serangan 11 September "dari A sampai Z", dan telah terlibat dalam banyak persiapan lainnya.
Selain itu berdasarkan uraian dalam sebuah transkrip disebutkan, Khalid pun mengaku menjadi algojo yang memenggal reporter Wall Street Journal Daniel Pearl.
Pada sidang publik pertama di tahun 2008, ia meneriakkan ayat-ayat Al-Quran dan menyatakan siap menjadi martir untuk perannya dalam serangan 11 September.
Kepala Kejaksaan tidak bersedia menanggapi permintaan komentar terkait surat Khalid itu.